KELAM

Dewi
Chapter #18

Bab 18 Kau tidak waras, Darma!

“Kau sudah makan, Darma?”

Lelaki itu terkejut dengan sapaan yang dilontarkan Hera padanya. Wajah istrinya itu terlihat lebih tenang dari hari sebelumnya.

“Ya, aku makan di luar bersama seorang teman,” sahut Darma sengaja mengatakan itu agar Hera mencari tahu.

Hera mengangguk, wanita itu pergi ke dapur dan kembali lagi dengan secangkir kopi panas untuk suaminya. Meletakkan minuman itu di meja makan, “Minumlah, aku tahu kau pasti lelah semalam,” kata Hera semakin membuat Darma tak mengerti.

“Kau tidak ingin tahu semalam aku bersama siapa?” Darma menatap istrinya yang terlihat sibuk merapikan rumah pagi ini.

Hera menggeleng, wanita itu menatap suaminya sekilas dengan senyum lembut, “Itu terserah kau saja, sekarang aku hanya berpikir bagaimana caranya agar bisa membayar biaya perawatan putraku dan sekolah Elsa,” sahut Hera yang kembali berkutat dengan sapu di tangannya.

Darma menghela napas panjang, lelaki itu menutup pintu rumah dengan kasar membuat Hera terkesiap.

“Darma, ada apa?” tanya Hera yang terkejut.

Darma tidak menjawab, ia justru menarik tangan istrinya dan membawanya masuk ke dalam kamar tidur.

“Darma, kau ini kenapa?” Suara Hera terdengar panik, saat Darma menutup pintu kamar mereka.

“Sudah lama, bukan? Kau tidak ingin tidur denganku, Hera?” Darma menatap tajam kepada istrinya, sementara Hera membalasnya dengan kebingungan.

“Tapi ....” Hera tak bisa melanjutkan kalimatnya saat Darma membungkam bibir Hera dengan bibirnya, melumatnya dengan begitu rakus. Sesuatu yang sebenarnya Darma inginkan sejak lama.

“Darma, jangan sekarang ....” pinta Hera yang merasa tak nyaman dengan perlakuan suaminya itu. Namun Darma sama sekali tak peduli, dengan kasar lelaki itu menjatuhkan tubuh istrinya di atas tempat tidur.

...

Hera merapikan rambutnya yang berantakan, sementara Darma masih terkulai di atas tempat tidurnya itu. Lelaki itu menoleh, menatap istrinya dengan senyum mengembang. Ia yakin, Hera masih mencintai dirinya seperti dulu.

“Hera,” kata Darma membuat wanita itu berbalik dan menatap ke arah suaminya.

“Jangan kira aku melakukan itu karena cinta. Cintaku padamu sudah lama mati, Hera. Kau harus tahu itu.”

Hera menghela napas dalam, ia memilih untuk tidak berdebat dengan suaminya. Apa pun yang lelaki itu katakan tak akan mempengaruhi emosi Hera lagi.

Lihat selengkapnya