KELAM

Dewi
Chapter #20

BAB 20 Perubahan yang tiba-tiba

Ruby mendengar kabar kalau ibu akan datang hari ini, ia sudah bersiap dan menunggu di ruang tamu. Kondisinya baik-baik saja pagi ini, setelah beberapa waktu Ruby mendapat pendampingan khusus dari Gani.

Ruby berdiri saat melihat sebuah bus berhenti di depan yayasan, rasanya ia sudah tak sabar untuk bertemu ibu juga Elsa. Terlihat seseorang membuka gerbang saat melihat kedatangan wanita paruh baya dan putrinya, di sanalah Ruby berjalan cepat untuk mendapatkan ibunya.

“Ibu!” Ruby memanggil dengan suara nyaring, senyum melengkung di bibirnya.

“Kemarilah, Ruby.” Ibu memeluk Ruby, tubuhnya terlihat sehat dan wajahnya tak sepucat saat itu. Ruby menatapku, ia hanya mengulaskan senyum tipis.

“Silakan duduk, Bu. Saya Gani yang menjadi pendamping Ruby serta beberapa pasien lainnya,” ucap Gani yang memperkenalkan dirinya kepada ibu.

“Terima kasih, bagaimana perkembangan anak saya, Pak?”

“Seperti yang saya sampaikan melalui telepon waktu itu, kondisinya masih berubah-ubah. Dia tidak bisa mendengar sesuatu yang keras. Terkadang, pasien lain mengatakan sesuatu yang membuat Ruby emosi. Dia masih belum sepenuhnya pulih,” jelasnya.

Ibu mengangguk mengerti, memang tidak mudah untuk mengembalikan apa yang telah retak. Aku menatap Ruby, tubuhnya terlihat lebih gemuk dan wajahnya segar namun sesekali aku menangkap tatapan matanya yang kosong.

“Ruby, kau baik-baik saja?” tanyaku membuka suara.

Ruby tersenyum, ia lantas membuka makanan yang dibawa ibu, menikmatinya dengan lahap.

“Pelan-pelan, Ruby. Ibu membuat banyak, kau bisa membaginya dengan Pak Gani juga yang lain.” Ibu menyodorkan kotak makanan yang lain kepada Gani, juga beberapa camilan untuk Ruby.

“Terima kasih, kalau begitu silakan berbincang dengan Ruby. Saya tinggal sebentar,” kata Gani yang lantas meninggalkan kami.

“Masakan Ibu enak, aku suka,” ucap Ruby dengan mulut penuh makanan itu.

“Lain kali, Ibu akan membuat lebih banyak lagi. Ruby, kau harus pulih, ya?” Ibu mengusap kepala Ruby lembut, dan aku tahu ibu sedang berusaha menahan tangisnya.

“Sampai kapan aku akan berada di sini, Bu?” Pertanyaan Ruby membuat ibu menjauhkan tangannya, hatinya terasa teriris mendengar kalimat itu.

“Sampai kau lulus, Ruby. Kau melanjutkan sekolahmu di sini, sampai kau mendapat nilai yang bagus,” jawab ibu.

“Ibu melihat orang itu?” Ruby menunjuk laki-laki yang berdiri dan melamun di sudut dinding. Ibu mengangguk pelan setelah mengikuti telunjuk Ruby yang mengarah kepada lelaki itu.

“Ya, kenapa dengannya?”

Lihat selengkapnya