“Apakah kau menyembunyikan sesuatu dariku, Angel?” Neva menghentikan langkah Angel, menatap sahabatnya itu lekat.
“Menyembunyikan apa, Nev?” tanya Angel yang sebenarnya tahu ke mana arah pertanyaan Neva itu.
“Elsa dan Jeremy. Jangan katakan kalau mereka ....” Neva tak ingin melanjutkan kalimatnya, gadis itu membuang wajahnya yang kecut karena terus memikirkan itu.
“Aku tidak tahu,” jawab Angel cepat saat melihat perubahan wajah kawannya itu.
“Aku melihatnya, Angel. Elsa turun dari mobil Jeremy. Apakah mereka sedekat itu?”
“Apa?”
“Kau juga tidak tahu? Mereka berangkat bersama pagi ini dan itu membuatku kesal,” ucap Neva dengan alis menyatu saat membalas tatapan Angel.
Angel menggeleng ragu, ia lalu tersenyum kecil saat tatapan Neva kembali beradu pandang dengannya.
“Penghianat!”
“Itu tidak benar, Elsa tidak seperti itu,” kata Angel yang terkejut saat Neva mengucapkan itu.
“Kau membelanya? Kau masih menyukai Ruby yang tidak waras itu?”
“Neva, kata-katamu kejam sekali. Elsa akan sedih kalau mendengarnya.”
“Aku tidak peduli, apakah dia peduli denganku? Elsa seharusnya tidak sedekat itu dengan Jeremy!” bentak Neva yang terlihat semakin marah di sana.
“Neva, kita bersahabat semenjak masuk ke sekolah ini, kan? Mungkin kita akan jarang bertemu setelah lulus dari sini, haruskah persahabatan kita berakhir karena seorang Jeremy?”
Neva mengusap matanya yang sembab karena marah, gadis itu menggeleng pelan. “Aku tidak peduli, aku tak bisa berteman dengan orang seegois Elsa. Aku pikir dia membantuku, tapi ternyata dia mengambil Jeremy dariku. Itukah yang kau sebut sahabat?”
“Neva, bukan Elsa yang menyukai Jeremy. Jeremy lah yang memulainya lebih dulu. Dia datang ke ruang UKS waktu itu karena Elsa. Bukan untukmu,” jelas Angel yang merasa berat untuk mengatakan semua itu.
“Apa? Kau berbohong! Kau tidak ada bedanya dengan Elsa! Kalian sama saja!” Neva berlari meninggalkan Angel dengan sesak di dadanya. Rasa kecewa yang begitu besar baru saja ia rasakan, sesuatu yang tak pernah Neva pikirkan akan terjadi di dalam hidupnya.
Angel berbalik, gadis itu tersentak saat melihatku berdiri di sana. “Elsa,” ucapnya lirih.
Aku melangkah mendekat, menatapnya lurus. “Sepertinya aku telah kehilangan satu sahabatku, Angel.”
“Elsa, aku tidak bermaksud untuk ... aku hanya ingin menjelaskan agar dia tidak salah paham padamu,” ucapnya dengan wajah menyesal.
“Aku tahu, aku bahkan tidak tahu dengan perasaanku sendiri. Jeremy, dia sangat baik dan aku baru saja mengetahui sesuatu yang kupikir dia baik-baik saja. Tapi nyatanya tidak seperti itu. Angel, aku tak bisa memilih.”
“Kau menyukai Jeremy?” Angel melebarkan pupil matanya, dan aku mengangguk untuk menjawabnya.
“Aku sedang berusaha untuk menyukai dia, aku tak bisa menolaknya.”
“Kau memaksa dirimu untuk menjaga perasaan Jeremy, Elsa? Itu tidak benar,” tukas Angel tak setuju.
“Sepertinya, aku akan membutuhkan dia, Angel. Kau mengerti?”