KELAM

Dewi
Chapter #25

Bab 25 penyesalan

“Elsa, aku tak percaya kau melakukan ini padaku.” Neva sedikit mendorong tubuhku hingga bergerak ke belakang. Dia sengaja mengikutiku saat aku berada di toilet sekolah.

“Neva, ada apa?” tanyaku yang terkejut dengan sikap kasarnya itu.

“Kau sama sekali tidak tahu terima kasih. Ibuku sudah membantu Ruby dengan meringankan beban ibumu, tapi kau membuatku marah dengan mengambil Jeremy!”

“Aku tidak pernah mengambil Jeremy, Neva. Kau salah paham. Aku minta maaf kalau itu membuatmu marah,” kataku yang tak mengira Neva akan sejahat ini.

“Lalu, kenapa kau berada di mobil Jeremy?”

Aku mengatupkan bibirku, rupanya Neva melihatku turun dari mobil itu. “Jeremy ... dia datang menjemputku.”

“Apa?” Neva terlihat tak menyukai jawabanku, gadis itu kembali menatapku dengan penuh kebencian. “Elsa, mulai sekarang ibuku berhenti membantu keluargamu. Kau bukan lagi sahabatku. Kau mengerti?”

“Neva ... tapi aku ....”

Neva tidak ingin mendengar lagi, ia pergi begitu saja dan aku hanya bisa menatap kepergiannya dengan bingung. Lantas bagaimana dengan Ruby dan ibu? Sekarang apa yang harus kulakukan tanpa bantuan darinya lagi?

...

 

“Semua itu tidak benar, kan?” Jeremy begitu terkejut mendengar cerita itu dari mulut Neva.

“Apanya yang tidak benar? Ruby berada di yayasan orang-orang tidak waras, kau bisa melihatnya sendiri kalau tidak percaya,” kata Neva yang menyunggingkan senyum lebar.

“Tapi, Elsa mengatakan kalau kakaknya ....”

“Kau tidak percaya padaku? Kau bisa bertanya langsung kepadanya. Elsa sudah berdusta tentang Ruby. Kau masih yakin kalau dia gadis yang baik, Jeremy?”

Jeremy menghela napas panjang, kalau itu benar ia memang kecewa kepada Elsa. Kenapa Elsa harus menutupi soal itu darinya.

“Lalu kenapa kau memberitahuku, Neva?” tanya Jeremy.

“Karena aku ingin kau tahu siapa Elsa sebenarnya. Jeremy, keluarga Elsa tak seperti yang kau pikirkan. Ayahnya ....”

“Cukup, Neva. Aku tahu kenapa Elsa tak ingin mengatakan itu kepadaku.” Jeremy tersenyum, menatap Neva yang terkejut dengan tanggapan Jeremy itu.

“Apa?”

“Tidak semua hal harus kau ceritakan kepada orang lain, Neva.” Jeremy melangkah pergi setelah mengatakan itu, sementara Neva hanya bisa menatapnya dengan kesal dan heran. Ia tak mengerti orang seperti apa Jeremy sampai ia bisa menerima keadaan Elsa yang sudah menipunya itu.

...

“Itu benar, Jeremy. Semua yang Neva katakan padamu adalah kebenaran. Aku minta maaf karena berbohong soal kakakku.”

Jeremy mengangguk, ia lantas tersenyum kecil di sana. Tangannya terulur, memberikan sesuatu kepadaku. “Ambillah, kau pasti membutuhkan ini.”

Aku menerima benda itu, sebuah walkman berwarna merah muda yang cantik. “Ini, kenapa kau memberikannya padaku?”

“Menurutku, mendengarkan musik akan terasa jauh lebih baik daripada mendengar perkataan orang lain. Elsa, jangan pedulikan siapa pun, terutama mereka yang hanya memberi luka.”

Aku meletakkan headphone itu ke telingaku, memutar musik yang sudah diletakkan Jeremy di dalam sana. Aku tersenyum, menatap Jeremy yang kembali memandang langit dengan senyum termanis yang ia berikan untuk kulihat.

Lagu-lagu bernada lembut yang melantunkan kisah cinta masih terdengar, seolah membawaku ke sebuah alam lain. Aku menoleh, melepaskan satu benda itu dari telingaku dan meletakkannya di telinga Jeremy. Menghabiskan sore di balkon sekolah tanpa seorang pun tahu. Aku bahagia, pertama kalinya di dalam hidupku. Jeremy, terima kasih.

...

Lihat selengkapnya