Kelana Ruang Sang Merpati

Dinda
Chapter #4

Cermin Hutan

Merpati yang mulai menjalankan amanah dengan gelisah dan takut mengecewakan Tuhannya itupun mulai bekerja dengan lebih keras lagi.

Kini ia mulai mempelajari buah buah pikir dari para penghuni Hutan Rimba, kebijaksanaan kebijaksanaan yang telah lahir dari tanah Hutan Rimba, para cendekiawan yang telah lahir di sana dan juga mempelajari siapa yang menjadi pionir dan ujung tombak buah pikir para penghuni Hutan Rimba saat ini.

Setelah ia mempelajari semuanya, akhirnya Merpati pun menyadari bahwa mereka sudah sama sama tahu persis apa yang sebenarnya salah dan benar, apa yang sebenarnya berbobot dan tidak apa sikap yang sebenarnya tinggi dan rendah.

Mereka hanyalah, tidak berdaya dengan diri mereka sendiri dengan banyaknya aturan aturan main yang sudah banyak disiasati.

"Lagi lagi ini terlalu rumit untuk diselesaikan dalam jentikan jentikan jari dan lagi lagi tiba bisa dilakukan sendiri sendiri, setelah semuanya harus memotong jerat luka lama mereka, lalu saling menasehati dan mencabut sisa sisa barang yang menancap pada dirinya dan diri saudara saudaranya, para penghuni Hutan Rimba juga harus bercermin, untuk memberikan setiap darah yang mereka punya, hingga mereka bisa berjalan dengan penuh berharga bagaimana pun keadaannya, agar hatinya tenang pikirannya lapang dan ia pun bisa merayu Tuhan untuk menerima kesuciannya.

Akhirnya Merpati pun kembali melihat tulisan tulisannya yang telah ia sebar di langit, bumi dan udara. Ia pun memberikan dan menanamkan dengan lembut kaca di sela sela selipan kata yang ia rajut halus di dalam setiap karyanya.

Merpati berharap para penghuni hutan bisa sadar, bahwa mereka terbelenggu akar luka kuat yang menjerat, berharap mereka bisa bertarung dan melepaskannya, memotongnya dengan mantap.

Lihat selengkapnya