Merpati terlihat begitu kelelahan, ia sedang mengatur sayapnya yang begitu kebas karena telah terbang ke sana kemari menciptakan cermin pada setiap sisi Hutan Rimba.
Selain menciptakan dan membagikan cermin cermin pada setiap sajak karyanya yang tersebar di Hutan Rimba, Merpati juga terbang ke sana ke mari, menebarkan bisikan bisikan lembut agar orang orang tersadarkan, agar para penasehat hutan membersihkan nasehatnya, agar para ketua anjing yang menggonggong menata gonggongannya, agar para harimau dan singa mengaum dengan bijaksana, agar para burung berkicau indah tanpa membuat keributan.
Itulah harapannya.
Sejenak Merpati melihat mereka merenungkan perilaku mereka selama ini dan sejenak kabut asap pun sudah mulai menipis.
Namun baru saja Merpati bertengger di ranting pohon cemara sejuk yang tersisa dan hendak menutup matanya untuk beristirahat sejenak dari keletihannya, ia melihat suara gaduh dari auman harimau dan singa yang kemudian kembali disusul oleh kicauan memekik telinga dari para burung burung di Hutan Rimba yang kembali beradu kebisingan.
Merpati pun terkulai lemas tak berdaya, sayapnya terkapar seolah hampir patah, rasa sakit dan lelah yang tadi hampir sirna kini terasa begitu berat seakan diterpa beribu ribu pukulan keras.
Dalam kepayahan jiwanya itu Merpati menangis sedih dan dalam tangisannya yang pecah itu ia membasuh air matanya dengan sayapnya yang putih itu agar air matanya tidak jatuh pada Hutan Rimba dan menimbulkan bencana besar pun ia juga menyumpal dan menahan seluruh isak tangisnya agar ia menangis tanpa suara demi menjaga agar isak tangisnya tidak mengundang badai penghancur datang memporak porandakan Hutan Rimba.
Dan pada saat itulah Merpati terlupa batasan langkahnya. Mulutnya yang ingin menyisakan namun ia sumpah keras itu kini membuat kekuatannya berbicara menghilang dan sayap putih sucinya yang ia pakai untuk menampung air matanya demi menjaga Hutan Rimba dari bencana itu kini berubah menjadi abu abu.
Seketika tangan Merpati langsung terhenti ketika ia menyadari bahwa sayapnya berubah menjadi abu abu dan suaranya sudah menghilang, ia tak lagi dapat berkicau.
...
"Astaga, kekuatan langit ku luntur! " ucap Merpati di dalam hati.
Merpati pun duduk, mengatur nafas dan berusaha menenangkan diri.