Kelana Ruang Sang Merpati

Dinda
Chapter #6

Petunjuk Suci

"Merpati, anakku...," ucap Sang Guru ketika melihat Merpati mulai sadarkan diri.

Merpati pun melihat Sang guru dan kemudian mencoba bersuara namun nihil hasilnya, suaranya benar benar menghilang. Merpati kembali meneteskan air mata dukanya dan menjelaskan hanya dengan mata yang penuh air mata.

Sang Guru yang memahami hal tersebut mengusap tenggorokan Merpati, mengucapkan doa memohon restu Sang Ilahi untuk meminjamkan sejenak dan secara terbatas kekuatannya agar bisa berkomunikasi kepada Merpati.

Ini adalah hak istimewa seorang pendidik langit dimana ia bisa memberikan rahmat atas ijin Pemilik Takhta tertinggi untuk menjembatani para murid muridnya yang berada pada kondisi darurat sesuai dengan kebijaksanaan pendidik.

Merpati pun akhirnya bisa berbicara lirih.

"Guru, maafkan aku mengecewakan semua penduduk langit dan juga Tuhan yang memberikan amanah kepadaku."

"Merpati... Aku sudah tahu apa saja yang kamu lakukan di bawah sana."

"Semua usahaku sia sia, guru. Bahkan kini segala kekuatanku telah dicabut, Tuhan pasti begitu kecewa kepadaku."

...

Sang Guru hanya terdiamterdiam menyimak kegelisahan hati Merpati sembari mengusap usap sayap murid kesayangannya itu.

"Guru, kenapa diam saja? "

Sang Guru tersenyum dan berkata, "tenangkan dulu hatimu, anak didikku."

Merpati pun menunduk, menjeda sejenak ucapannya dan mengatur nafasnya beberapa waktu.

Akhirnya kesadaran dalam ketenangannya pun naik, ia pun bertanya dengan keteguhan hati.

"Guru, bisakah dengan sisa waktu dan kerapuhan ku ini aku masih bisa membanggakan Tuhan dan tidak mengecewakannya?"

"Apa yang bisa aku benahi dari diriku yang penuh kesia siaran ini? "

"Apa yang bisa aku usahakan meski aku sudah serapuh ini?"

Lihat selengkapnya