Kelana Ruang Sang Merpati

Dinda Kusuma Ati
Chapter #8

Lajur Bumi

"Benar ternyata kesimpulan yang aku ambil dari petunjuk suci kemarin, bahwa aku hanya perlu menjadi diriku sendiri dan menemui para prajurit langit yang telah dibisikkan padanya perintah perintah dan komando suci. Iya, benar memang bahwa aku hanya perlu menemuinua dan memberikan pecahan jiwaku untuk ia rasakan pedih, pilu serta harapannya lalu berkata "Berjalanlah" Maka semuanya akan berjalan dan berperang dengan sendirinya."

Begitulah ucapan dan perenungan Merpati pada puncak singgasana Hutan Rimbanya sembari ia melihat bagaimana Badak, Kuda, Burung Hantu dan Serigala bekerja bersama kawanan kawanannya dalam meneguhkan lajur lajur bumi.

....

Dalam senjanya langit di hari itu dan sepoi sepoi peperangan batin yang sunyi Merpati melihat langit luas Hutan Rimba yang masih mengunci rapat.

Kemudian dengan tatapannya yang masih terlihat memandangi langit dengan tenang, ia mulai memutar kenangan kenangan dan mengilas balik setiap perkara yang ia temui dalam kehidupan bersama para penghuni Hutan Rimba yang bergejolak.

Ia berbisik di dalam hati sembari setiap pikirannya selalu mengukur, melihat dengan kedalaman dan menimbang nimbang.

"Singa dan para pasukannya itu... "

"Mereka kuat dari segala sisi, tapi penduduk hutan rimba lainnya belum siap melangkah bersamanya, jika mereka tetap bersikukuh mau menciptakan hutan rimba yang indah sesuai dengan cita cita teguh mereka."

"Energi dan kekuatan harapan mereka yang besar sekaligus kuat akan menciptakan arus dahsyat yang membuat seleksi alam pun bekerja dengan sama dahsyatnya lalu terciptalah kehancuran dan api yang meletus di hutan."

"Karena banyak dari para penghuni hutan yang tak selebar pengetahuan mereka tak segigih kekuatan mereka tak sebesar energi pusaran dan jangkauan mereka. Maka orang orang yang tak mampu mengimbangi langkah energi besar mereka untuk berlari cepat akan gelisah karena jiwanya memberitahukan kepada mereka bahwa mereka akan terancam tertinggal. Sebenarnya itu adalah sinyal darurat tubuh mereka agar mereka benar benar menata diri dan memperbanyak pengetahuan serta keahlian dan ketajaman ataupun termasuk juga memperkuat doa dan koneksi dengan Sang Penguasa Alam agar terlindung selalu dan diberi tambahan kekuatan melalui mukjizatNya. Tapi peringatan darurat dalam jiwa mereka ini pasti banyak yang tidak menyadarinya dan tak kalah banyaknya yang salah mengartikan lalu melakukan hal semu yang tak ada dampak baiknya. Lalu apabila Ia di tanyai secara mendalam oleh orang orang yang bisa membaca jiwa atau ketajaman memakai nalar dan nuraninya ia akan kelimpungan dan hanya memberikan jawaban ego semata karena mereka menolak tanpa mereka sadari apa yang benar benar sedang mereka tolak."

"Jadi memanglah bukan karena strategi Singa dan para pasukannya diselebungi kegelapan atau buruk dalam tatanannya atau mereka tidak mengusahakan yang terbaik yang mereka bisa. Tidak, tidak seperti itu, justru karena mereka begitu kukuh dan hendak bergerilya dengan ganasnya mereka lupa bahwa tak semua penghuni Hutan Rimba jago berperang seperti mereka."

"Itulah dasar dari setiap percikan api yang tercipta."

"Jadi baik Singa dan para pasukannya beserta kawanan penghuni Hutan Rimba memang sudah saatnya saling memahami dan menunjukkan dengan tulus seberapa dalam mereka saling mencintai tanah Hutan Rimba. Tapi agaknya sama sama jujur dan terbuka tanpa takut merasa dipercundangkan itu begitu menakutkan ya?"

"Lalu jika ini masih dan masih saja terus berlanjut tanpa adanya jembatan yang mau mereka bangun sama sama, para hewan hewan yang belum tersadar bahwa cara menyampaikan kelemahannya itu kurang tepat akan tertinggal dan tersisih dengan sendirinya , mungkin beberapa yang lemah tapi baik juga bisa ikut tersisihkan tak berdaya."

"Pula jika Singa dan para pasukannya tidak berani menghunuskan pedangnya pada egonya sendiri untuk memeluk bara api dan ketakutan para kawanan penghuni Hutan Rimba yang gelisah sampai hilang arah itu, Maka, bisa jadi benar bahwa cita cita mereka dimana Hutan Rimba akan menjadi jaya akan tercipta dan terlihat pada mata mereka, namun bila diamati lebih dalam maka jati diri Hutan Rimba telah hilang."

"Singkatnya, Hutan Rimba akan meraih kemenangannya tapi jati dirinya akan menjadi alat tukar yang harus digadaikan. Dan ini tidak akan disadari penuh oleh Singa dan para pasukannya."

Lihat selengkapnya