Keesokan harinya, begitu tiba di lapangan bola aku langsung berbalik arah. Aku mau cepat-cepat balik lagi ke rumah, pelindung tulang kering lupa kubawa.
“Mau ke mana, Dra?” tanya seorang bapak-bapak yang suka sepakbola dan hampir setiap sore menonton kami bermain bola.
“Dekker lupa, Pak.”
“Titip rokok, Dra,” katanya sambil mengeluarkan uang dari saku bajunya.
Ban belakang sepeda BMX-ku langsung terangkat sedikit begitu kutekan kuat-kuat rem tangan ban depannya. Ketika si bapak bangkit dari bangku panjang bulat tanpa sandaran yang terbuat dari dua batang pohon pinang yang berada di bawah sebatang pohon kersen di pinggir lapangan, cepat-cepat aku turun dari sepeda untuk menemuinya dan mengambil uangnya.
“Dua batang, Dra.”
Dan sesaat kemudian terdengar suaranya lagi, dia menyebut sebuah merek rokok dengan agak berteriak ketika aku sudah di atas sadel sepedaku.