Kelap-Kelip Kunang-Kunang di Telapak Tangan dan Telapak Kaki Kami

Dirman Rohani
Chapter #15

Surat Balasan


Dua minggu berlalu aku menerima surat balasan darinya. Kubaca dengan suara kecil di meja belajarku. Palembang, 19 September 1992 ….

Tiba-tiba pintu kamarku diketuk ibuku. Ibuku mau memasukkan pakaianku yang baru selesai disetrika ke dalam lemari pakaian. Aku menjawab pintunya tidak terkunci. Ibuku pun membukanya dan langsung ke lemari pakaianku yang rapat dengan dinding di samping pintu kamar.

Perhatianku kutujukan kembali pada suratnya dan kubaca di dalam hati. Dia bilang dia dapat merasakan kesulitan yang sedang kuhadapi dan dia senang sekali novel pemberiannya sudah mulai kubaca. Lalu tulisannya ditulis agak besar: Tetap bermain bola, kamu telah membuat keputusan besar, Dra!

Kemudian di dalam suratnya itu dia menceritakan tentang buku ‘Chicken Soup for the Teenage Soul’. Buku itu hadiah dari abangnya pada hari ulang tahunnya tahun lalu. Dia sangat terkesan dengan kisah kehidupan kartunis Schulz, si pembuat kartun Peanuts, yang tokohnya anjing Snoopy itu. Schulz dari kecil sampai remaja selalu jadi pecundang. Cuma menggambar yang dia bisa, itu pun di sekolah nilai gambarnya tidak bagus-bagus amat.

Ibuku telah selesai memasukkan pakaianku ke dalam lemari dan keluar sambil menutup pintu kamarku. Aku kembali membaca suratnya dengan suara kecil: Jangan memikirkan hal terburuk, Dra. Memikirkan hal buruk dapat memperburuk perasaan dan nantinya malah merugikan diri sendiri. Sesuatu yang tidak menyenangkan belum tentu akan terjadi.

Kamu adalah teman masa kecilku yang paling ceria, Dra. Semua orang senang berteman denganmu. Dan kurasa tidak semua orang benar-benar bermaksud menyinggung perasaanmu. Maksudku dengan kata-kata yang keluar dari mulut mereka. Tentunya kamu dapat mengetahuinya dari nada bicara mereka. Jika pun ada perkataan mereka yang membuatmu sedih, penyebabnya karena kamu terlalu berlebihan merasa bersalah. Merasa bersalah karena jadi penyebab kertas layangan yang sobek, benang gelasan yang luntur, tendangan penalti yang tidak masuk, juga anak kecil yang terpeleset jatuh di lantai masjid.

Dra, hanya karena merasa telah berbuat salah, apakah kamu akan atau sedang menghukumi diri sendiri secara berlebihan dengan cara tidak ingin berinteraksi dengan orang-orang agar tidak mengulangi lagi kesalahan-kesalahan lain yang dapat merugikan mereka?

Lihat selengkapnya