Kelap-Kelip Kunang-Kunang di Telapak Tangan dan Telapak Kaki Kami

Dirman Rohani
Chapter #21

Keringat Itu Tidak Dapat Kuhentikan Dengan Sengaja Sebagaimana Kemunculannya Yang Dapat Kubuat Dengan Seketika


Esok paginya ketika kami berjumpa lagi di dalam labi-labi yang sama, ingin segera kutanyakan kondisi telapak tangannya.

“Gembung air sedikit, Dra. Setelah ditusuk jarum pentol, baru aman,” katanya sambil memperlihatkan telapak tangan kanannya, hanya sepersekian detik sebelum aku bertanya.

“Kualat sama anak kecil.”

Dia tertawa sambil menutup wajahnya dengan tangannya.

“Dra, sungai di kampungmu itu banyak ikannya, nggak?” tanyanya tiba-tiba sambil menurunkan tangan.

“Ikan suik yang banyak.”

“Bandeng ada, Dra?”

“Ada juga, tapi susah dipancing.”

“Ikan suik itu seperti apa ikannya, Dra?”

“Seperti ikan.”

“Pastilah namanya juga ikan.”

“Mirip lele, tapi kecil.”

“Ada buah, buahnya mirip jambu monyet tapi kecil. Sekarang ikan.”

“Memang mirip. Cuma kalau yang ini besarnya paling segede ini.” Aku memperlihatkan jari telunjuk tangan dan tengah yang kurapatkan.

“Hari ini dan Kamis aku les bahasa inggris, hari Rabu besok latihan nari di sekolah. Jum’at Pramuka. Pagi Minggu kita ke sana, Dra?”

“Ke mana?”

“Mancing di sungai.”

Lihat selengkapnya