Kami duduk-duduk mengobrol sambil minum air kelapa muda di teras rumah Awal. Tidak lama kemudian dia mengajak kami masuk ke rumahnya dan meminta kami menyelesaikan sendiri soal-soal PR matematika itu.
“Kalau sudah berusaha tetap nggak bisa baru boleh menyontek,” katanya kemudian.
Kami duduk di ambal dan berhadap-hadapan di depan sebuah meja oshin bundar besar di ruang tengah rumahnya. Lima belas menit berlalu, aku hanya mampu menyelesaikan dua soal. Dua soal itu yang termudah menurutku.
“Aku menyerah Wal,” kataku sambil menjatuhkan badan ke belakang. Sambil rebah-rebahan kulayangkan pandangan mata ke lemari buku di sudut ruangan.
“Jendral lapangan tengah kita ini cepat kali menyerah,” katanya sambil terus berkonsentrasi menyelesaikan PR.