“Say,” panggil Emile.
“Hemm….” Aku menjawab tak acuh. Pandangan mataku masih terfokus pada layar laptop di depan.
“Kamu tahu bedanya sarjana, magister, dan doktor?” tanya Emile.
“Hemmm….” Aku kembali menggumam. Ujian take home test ini benar-benar menyita perhatian. Kata siapa ujian semeseter yang soalnya dibawa pulang itu lebih mudah ketimbang mengerjakan soal hafalan di dalam kelas dengan waktu maksimal dua jam?
Take home test, seperti namanya, memang dibawa pulang. Waktu pengerjaannya pun lama, biasanya paling singkat seminggu. Mau dikerjakan deadline pun boleh saja. Menyontek jawaban dari buku catatan kuliah? Pakai referensi buku sebanyak-banyakya justru lebih baik. Masalahnya, memang jawabannya ada di buku?
“Say, kamu dengar tidak, sih?” Suara Emile mulai terdengar kesal.