KELINDAN

Hilda KiandraAesha
Chapter #7

ENAM

Rania melipat kedua tangan di depan dada, kedua matanya menelisik dua orang adik kelas yang sedang berdiri di hadapannya. Sangat kontras, batinnya, Kinan, hmm, yang jadi juara umum kelas X kemarin, lalu siapa yang satu lagi? Gak pernah liat

"Kalian tahu klub BF bukan klub sembarangan, kan? Ada seleksinya. Ketat!" Dagu Rania terangkat dan ekor matanya menatap Kinan dan Luna dengan sinis. Ia perlahan berjalan memutari Kinan dan Luna, persis seperti ikan hiu yang berenang mengitari calon mangsanya.

"We'll see!" Tiba-tiba Kinan memotong langkah Rania yang membuat seniornya itu terkesiap. Rania cukup kaget dengan keberanian Kinan. Melihat hal itu, Luna refleks menahan lengan Kinan, menggelengkan kepalanya, dan menatap tajam pada Kinan.

"Marsya, mereka bilang, dia juga mau ikutan, Ran." Mario menyela dan membuat ketegangan di udara sedikit mereda.

Mendengar itu tiba-tiba raut wajah Rania mengendur, lalu ia tersenyum. "Ok, then. Tunggu sebentar." Rania menghilang di balik pintu ruang rapat dan tak berapa lama kembali lagi dengan tiga lembar formulir klub BF. 

"Sebenarnya, sayang membuang-buang formulir begini, tapi …," ujar Rania sambil mengangsurkan formulir dengan enggan.

"Maksud Kakak, apa?" Kinan mulai naik pitam, tapi Luna buru-buru mencekal lengan sahabatnya itu. 

"Makasih, Kak! Permisi, Kak!" Luna segera mengambil formulir dari tangan Rania dan menyeret Kinan ke luar dari Sekretariat OSIS. Bertepatan dengan itu bel tanda masuk berbunyi. Mereka pun harus berlari menuju kelas masing-masing. Sekilas Luna melihat wajah Kinan yang masih diliputi kekesalan. 

Lihat selengkapnya