Berhari-hari pria sipit itu tidak menampakkan batang hidungnya pada Kelly. Terkadang Kelly merindukan senyuman manis dari bibirnya, lalu melihat sebelah matanya memicing tatkala memotret Kelly dan Alena. Tidak hanya itu, Kelly juga merindukan candaan renyah yang acap kali membuat dirinya terpaksa tertawa untuk menghargai candaannya itu.
Kelly menoleh ke belakang, tepat Felix memotret dirinya dan Alena untuk pertama kalinya. Rasa kesal yang dulu pernah ada, kini menjadi rindu. Suara jepretan kamera yang berbunyi selalu terdengar tatkala dirinya di dekat pria itu. Tawa yang khas pun keluar jika ia mendapat foto lucu wajah kami di kameranya.
Jemarinya meraih keripik kentang di sampingnya. Rasa asin dari keripik kentang berpadu dengan kesegaran minuman cola yang ia teguk. Rasanya badannya ingin merinding ketika minuman itu terasa menggigit kerongkongan. Sementara itu, Alena terpaku dengan luasnya lapangan sepak bola di hadapan mereka.
"Haruskah kita melihatnya, Kell? Aku khawatir denganya," kata Alena untuk memulai pembicaraan. Sedari tadi ia hanya mendengar suara renyahnya keripik kentang yang sedang Kelly makan.
Kelly kembali meneguk minuma cola–nya. Ia mendesah karena menikmati setiap tegukan cola. "Kurasa, iya. Dia sepertinya malu untuk datang ke sekolah karena Nathan mengatakan hal yang seperti itu."