Suara keranjang pada sepedanya bergoncang saat menempuh jalanan beraspal. Matanya seakan mengikuti arah cahaya mentari senja. Mentari senja menunjukkan jalan yang sedang Kelly tempuh. Ia mengabaikan peluh yang menyucur dari dahinya. Anggap saja olahraga sore yang menyehatkan.
Kelly tidak punya pilihan lain, ia harus cepat-cepat melihat keadaan anak itu. Sudah berhari-hari ia tidak sekolah. Para guru juga sudah menanyakan kabarnya, tapi tetap saja tidak ada yang merespon. Tidak ada surat yang datang ke sekolah untuk mengabarkan keadaan sebenarnya.
Ia berhenti di depan sebuah rumah bertingkat dua. Tidak ada pagar yang membatasi halaman dan jalanan, hanya sebuah parit kecil yang membatasinya. Ia menggiring sepeda untuk memasuki halaman rumah Felix. Wangi rumput menyeruak ke hidungnya. Angin yang berhembus membawa kabar jika hari ini cukup cerah. Ia melihat ke sekitar, halaman yang luas itu ditumbuhi oleh rumput yang empuk jika ditiduri. Tempat seperti itu menjadi kesukaan Kelly sewaktu masih kecil.
Sebuah pohon mahoni besar tumbuh menjulang di tengah halamannya. Batang lurus berbentuk silindris berwarna coklat kehitaman. Batangnya akan semakin coklat dan mengelupas jika semakin tua. Daun-daun hijau yang rimbun tampak bergetar ketika tersentuh angin lewat. Bunyi gemericik gesekan antar daun terdengar sampai ke telinga Kelly.
Sebuah rumah pohon bertengger di antara dua cabang besar dari pohon itu. Beratapkan seng, sedangkan kayunya mengkilap karena terkena cahaya matahari. Hanya satu jendela yang menjadi lalu lalang udara yang masuk. Dan jendela itu tengah terbuka. Ternyata Felix mempunyai rumah pohon di halaman rumahnya.
Kelly terus melangkah ke pintu rumah Felix. Tangannya memencet tombol bel yang menempel di samping daun pintu. Terdengar samar-samar bel yang berbunyi di dalam rumah. Tidak lama kemudian pintu rumah terbuka. Berbunyi berdecit seiring pergerakan pintu.
Perempuan empat puluhan tahun keluar lengkap dengan senyuman yang menyambut Kelly. Dirinya tepat menebak bahwa perempuan itu adalah mamanya Felix.
"Permisi Tante, Felix ada di rumah?" tanya Kelly. Ia memerhatikan wajah perempuan di hadapannya. Hanya sedikit kerutan di wajahnya. Tubuhnya pun masih bagus seperti gadis-gadis seumurannya.
Perempuan itu memerengkan kepalanya. "Kamu Kelly, ya?" tanya balik perempuan itu.
"Iya, benar─"