Kelly Vannesa

JAI
Chapter #30

Dua Sembilan

Cahaya merambat lurus ke kertas kanvas lukis melalui celah jendela yang tersingkap. Tidak banyak yang ia lakukan, hanya duduk di hadapan lukisan yang telah lama ia lukis, menyaksikan kedua matanya yang bulat dan bening, memerhatikan detail wajahnya yang berona kemerah-merahan. Dagunya yang lancip terlihat sedikit berbelah seperti aslinya.

Ia mengepalkan tangan. Tidak ada lagi kesempatan. Perempuan itu sudah tidak lagi mengharapkan cinta darinya. Hanya benci yang meluap-luap dalam hatinya. Nathan tidak bisa berbuat apa lagi untuk mengembalikan semua. Hatinya hanya berharap waktu untuk bisa memperbaiki apa yang terjadi.

Apa ia selama ini salah membiarkan hati itu lelah untuk berharap? Terlalu lama, hingga hati itu berhenti di tengah jalan menyaksikan harapan itu pergi perlahan meninggalkannya. Nathan merasa jahat mengabaikannya tatkala perasaan itu benar-benar ada. Perasaan pria terhadap wanita disukai olehnya. Namun, ia terlambat. Ia lebih dulu memilih orang yang lain.

"Kamu masih mencintainya, kan? Jawab pertanyaan aku, Nath," tanya Natasya tepat di belakangnya. "Kenapa kamu menyembunyikan semua ini?"

"Aku masih mencintainya, dan akan terus mencintainya. Kamu percaya cinta pertama?" jawab Nathan. Ia berbalik badan dan menyaksikan Natasya yang tengah berdiri di belakangnya, mengepalkan tangan dengan napas yang tidak seirama. Garis air mata membentuk garis horizontal pada pipi.

Lihat selengkapnya