Sumber gambar: pixabay.com.
Ia adalah senyuman dalam kegelapan.
-Richard L. Ratliff.
_______________________________________
Lagu Who-Lauv feat BTS memanjakan telingaku. Aku sangat menyukai suara lembut Lauv yang khas. Apalagi hiburan yang bisa diharapkan dari area terpencil seperti ini selain mendengarkan lagu-lagu kesayangan? Setelah jam setengah delapan malam, aktivitas kehidupan seperti lilin yang padam. Tak ada suara apa pun yang terdengar dari pemukiman. Hanya deru beberapa mobil atau motor yang melintasi area yang lengang ini.
Dengan lincah, jari-jariku mengetik artikel tentang budaya KPop. BTS dan Blackpink, grup K-Idol yang mendunia. Musik KPop memang memiliki daya tarik magnet. Branding-nya sangat kuat.
Hihihihihi!!!
Suara cekikikan samar-samar terdengar. Karena penasaran, aku menekan tombol pause pada pemutar video Youtube di laptopku.
HIHIHIHIHI!!!
Aku merinding. Suara cekikikan kunti terdengar lantang. Sepertinya, kunti itu berada di rumah Bu Pia, tetangga sebelah rumah. Semakin lama suara tawa kunti tersebut terdengar semakin keras dan riang. Aku pun segera melompat bangun.
“Dika, kau dengar tidak suara cekikikan kunti?” Tanyaku.
Suara cekikikan kunti masih terdengar. Diiringi suara anak kucing yang menangis keras. Apa yang kunti itu lakukan dengan anak kucing?
Dika menganggukkan kepala. Ia tertawa tertahan. “Kupikir hanya aku yang mendengarnya. Kuntinya merasuki Bu Pia.”
Aku mengerutkan kening. “Mengapa kau berpendapat begitu? Bukannya yang cekikikan itu memang kunti. Bapak dan aku kan pernah diganggu kunti di rumah ini. Mungkin saja kuntinya pindah ke rumah Bu Pia.”
“Kuntinya merasuki Bu Pia. Buktinya, ia selalu cekikikan sejak Magrib hingga larut malam,” tegas Dika.
“Seram sekali!”
Dika mendengus. “Kak Ima tak melihat kejadian aneh tadi siang sih!”
“Kejadian apa? Tadi siang aku sibuk membuat buras oncom dan tahu isi bersama Ibu.”
“Bu Pia men-smack down anak kucing berbulu oranye. Kasihan anak kucing tersebut! Tubuhnya dilipat-lipat seperti origami.”