Keluarga Darayan, Misteri Rumah Gadai

Sisca Wiryawan
Chapter #18

Bab 17 Kesulitan Hidup


Sumber gambar: pixabay.com.


Aku ingin bertahan hidup dari dunia yang selalu berusaha menyerangku.

-Leigh Bardugo, Ninth House.

____________________________________


“Pantas saja rumah ini gagal di-over gadai. Sudah 3 peminat yang tak pernah datang lagi. Ternyata Bu Amar sendiri yang menyebarkan rumor,” ujar Ibu dengan gusar.

 

“Rumor apa?” Tanyaku.

 

“Keluarga kita disebut penipu sehingga kita tinggal bersembunyi di lereng Gunung Halimun Salak ini.”

 

“Bu Amar jahat sekali. Sepertinya, ia sudah buta karena jatuh cinta pada Aldo, penipu yang sebenarnya. Ibu mengetahui Bu Amar yang menyebarkan isu dari siapa?”

 

“Dari Bu Isah, Bu Ika, dan Bu Vira. Mereka melapor pada Ibu ketika berbelanja sempol ayam tadi. Ibu tak menyangka Bu Amar setega itu.”

 

Mendengar hal tersebut, aku merasa sangat gusar. Aku bingung apa yang harus kulakukan dengan segala kepelikan ini. Aku tak berdaya membela kehormatan keluargaku. Tak mudah tinggal di area baru seperti ini dengan sifat pemilik rumah gadai yang rumit. Orang melarat seperti keluargaku merupakan sasaran empuk penindasan tanpa henti.

 

“Sepertinya, Bu Amar ingin kita angkat kaki dari sini sesegera mungkin. Tapi ia tak mau mengganti kerugian kita,” ujarku.

 

“Itu sih keinginan Ibu untuk segera pindah dari sini. Tapi tanpa uang pengganti gadai, kita tak bisa mencari rumah kontrakan yang layak huni. Terus terang Ibu tak menyukai tinggal di sini karena sulit sekali berobat. Fasilitas kesehatan yang ditanggung BPJS letaknya 10 km dari area ini. Klinik dokter umum terdekat jaraknya hampir 4 km. Di atas lereng hanya ada seorang bidan.”

 

“Semoga saja rumah ini cepat laku. Dialihkan gadaiannya,” sahutku sembari mengikatkan simpul tali sneaker merah mudaku. Kemudian, aku menyambar sling bag-ku.

 

 “Kau hendak ke mana?”


“Aku ingin jogging sebentar di area sekitar. Tubuhku pegal berdiam diri terus di rumah.”

Lihat selengkapnya