Keluarga, Ideologi, dan Elegi

Dodi Spur
Chapter #17

Sonya

Di hari keberangkatan Ipan ke Bandung, Sonya lah yang mengantarnya dengan sepeda motor ke stasiun Pasar Turi. Walau awalnya Ipan sempat menolak diantarkan dan tidak ingin merepotkan sepupunya. Ipan berencana naik bus saja, karena jarak stasiun Pasar Turi dari rumah agak jauh. Namun Sonya memaksa, karena bagi Sonya perpisahan merupakan hal penting di antara hubungan keluarga, olehnya ia akan mengantarkan Ipan untuk memaknai perpisahan.

“Momen berpisah seperti ini penting, Pan. Agar kamu tahu kalau aku benar-benar peduli dengan dirimu.”

Ipan pun mengiya.

Di balik penampilannya yang seperti berandal malam di bangku terminal itu, sebenarnya Sonya adalah orang yang memiliki solidaritas tidak tertandingi. Hatinya terkesan lembut dan jiwanya sangat mudah tersentuh oleh hal-hal yang sifatnya mengharukan, bahkan ia juga mewek ketika menonton drama populer Jepang yang berjudul One Litre Of Tears. Ia Punk sejati yang jauh dari kriminal, serta seringkali memiliki pemikiran berbeda soal tatanan sosial. Ia selalu mencemooh orang-orang yang senantiasa menganggap kesuksesan hanya dari sudut pandang harta. Ia ingin selalu menyuarakan kejujuran dan kebaikan yang begitu konsisten walau hal itu melawan paradigma umum. Seperti halnya pemuda hebat adalah pemuda yang punya mobil, berpakaian rapi, berhias kemewahan seperti yang selama ini digiring dan digaungkan oleh sinetron di tivi. Sehingga semua orang akan berlomba-lomba ingin menjadi orang yang paling sukses atau paling hebat, menganggap yang lain sebagai pesaing. Semua orang berburu mahkota yang sama. Bukankah itu melelahkan dan juga jauh dari realita!

Akibatnya kalimat mulia seperti sukses bersama atau kau juga bisa menempuh jalanmu sendiri hanyalah kebohongan belaka, padahal setiap insan punya keunikan, punya tujuan, dan punya kelebihan atau kekurangannya masing-masing. Tapi hari ini, semua orang memikul beban berat ingin menjadi orang yang paling menonjol dari segi harta dan ingin menjadi yang paling dihormati oleh orang-orang di sekelilingnya.

Itu si Budi temanmu waktu SD sudah punya rumah lho, itu si Amin teman kecilmu dulu sudah jadi PNS lho, itu si Alex temanmu main layangan dulu sudah jadi manajer perusahaan lho. Sementara semua orang di dunia ini mulai lupa setiap orang punya kisah, punya waktu, punya nasib, punya kegagalan, punya kemujuran, dan punya panggilan hidup yang berbeda-beda. Ditambah lagi orang-orang seperti Budi, Amin, dan Alex sudah lupa diri, sehingga sibuk menonjolkan diri dan melupakan orang lain. Lalu orang-orang memilih melupakan si Bobi yang kini berhasil mengajak masyarakat untuk gotong royong membersihkan sungai, melupakan si Tono yang berjuang di pelosok negeri untuk memberantas buta huruf, juga melupakan si Panji yang menjadi tokoh petani sekaligus aktivis perlawanan terhadap aktivitas penambangan pabrik semen di daerah pertaniannya.

Sonya ingin lepas dari lingkaran bodoh semacam itu dan hidup dengan caranya sendiri. Ia akan mengejar cita-citanya sendiri, tanpa pernah ingin menjadi yang terhebat. Ia ingin menjadi pemuda biasa saja yang menggeluti hal-hal positif lalu menularkannya kepada orang-orang di sekelilingnya. Begitulah sekelumit titik fokus pencahayaan di hati Sonya yang sampai sekarang masih begitu sulit ia jelaskan kepada dunia, sebab belum ada buktinya. Karena ia sendiri agak berbeda dari tatanan normal, dan satu jalan hidup yang berbeda akan senantiasa diremehkan oleh jalan hidup umum yang lebih kuat.

Selama ini, Sonya begitu sulit mendapatkan teman mengobrol, mungkin karena jiwa kemanusiaan dan solidaritasnya yang begitu dalam sudah tidak sejalan dengan jiwa orang kebanyakan yang begitu ringan. Hal itu kian membuat dirinya terasing. Lalu salah satu kawan diskusi yang cocok dengan dirinya hanyalah Kempong.

Begitulah sekelumit pemikiran Sonya yang mungkin sedikit arogan tapi tidak semuanya keliru. Seorang pemuda harusnya memiliki idealisme yang berbeda, walau hanya ada di dalam pikiran. Lihatlah orang-orang di sekeliling, hampir semuanya sudah digiring dan menempuh jalur-jalur umum bentukan sistem yang kian menjurus ke kapitalis. Pemberontak-pemberontak yang memiliki idealisme perlawanan terhadap tatanan sosial umum tidak boleh punah semuanya dari muka bumi.

Lihat selengkapnya