Keluarga Sederhana

Dwiky Meidian
Chapter #1

Remot Sakral

 Suara bising kipas angin yang agak reot, karpet abu-abu untuk tiduran yang sedikit kusam, TV tabung berukuran dua puluh satu inci, serta dua buah sofa berwarna merah menyala, menghiasi pelataran ruang keluarga kecil ini. Sementara itu, Hendra dengan wajah riang gembira yang sedang berada di sofa, lagi asik menonton kartun favoritnya di TV; "Doraemon". Minggu pagi adalah hal yang paling di tunggu bagi Hendra, setelah merasakan penat Senin hingga ke Sabtu yang berisi kegiatan-kegiatan sekolah, tugas dan PR yang bertumpuk, apalagi saat ia bisa menonton kartun favoritnya.

Adiknya, Suci dan Neni hanya bisa melihat abangnya itu dari pojokan sofa dengan muka masam dan merengut. Kali ini mereka gagal mendapatkan remot TV, yang mengakibatkan tidak bisa menonton kartun favorit mereka, kesukaan perempuan; "Barbie". Hal ini merupakan kesepakatan yang di buat mereka bertiga saat Hendra masih duduk di kelas 6 SD dulu karena mereka sering berantem dalam menguasai remot TV, lebih tepatnya bersama Suci, karena Neni waktu itu masih umur 3 tahunan, ia hanya ngangguk-ngangguk paham dan ikut-ikutan.

"POKOKNYA YANG DAPAT REMOTNYA DULUAN, MAKA DIA MENDAPATKAN HAK ISTIMEWANYA, BISA MENONTON CHANNEL TV SESUKANYA SELAMA SATU JAM KE DEPAN."

Setelah kesepakatan itu, setiap hari minggu pagi, Hendra, Suci, dan Neni harus bangun lebih awal dari biasanya untuk mengusai remot TV yang sakral itu. Neni dan Suci bersekongkol sebab kartun favorit mereka sama, seringkali mereka melakukan hal yang membuat abangnya tidak bisa mendapatkan remot TV tersebut di Minggu pagi. Mulai dari mengambil gawai abangnya di bawah bantal agar alarm gawainya tidak berbunyi, menonaktifkan alarm jam weker saat abangnya sudah terlelap di sabtu malamnya, mengunci pintu kamar abangnya dari luar selepas solat Subuh, dan yang paling kejam, merengek kepada Ayah dan Ibu saat Hendra yang mendapatkan remot TV tersebut.

Apalagi bila jurus andalan Neni keluar, yang menghampiri ayahnya yang sedang baca koran di beranda rumah sambil menangis tersedu-sedu dengan mimik muka yang menjelma bak Aktris. Hendra akhirnya mengalah lagi dan lagi, dan untungnya minggu pagi ini adalah hari keberuntungan Hendra, Ibu dan Ayah sedang pergi ke pasar dan masih belum pulang, kebetulan memang hari minggu di awal bulan. Otomatis Hendra mengakuisisi remotnya, dengan penuh kemenangan seperti mendapatkan Piala Oscar, mengangkat tangan beserta remotnya ke atas, lumayan tinggi, tidak lain dan tidak bukan, untuk mengejek adik-adiknya yang kali ini gagal mendapatkan remot itu.

Lihat selengkapnya