Peristiwa-peristiwa baik dan buruk silih berganti mewarnai perjalanan Nabi SAW hingga tiba di perkampungan Bani Amru bin Auf, Quba.[1] Penduduknya yang telah memeluk Islam menyambut beliau dengan gembira. Nabi pun sangat senang lalu menulis surat untuk Ali.
Di pemukiman Quba, Nabi tinggal selama dua atau tiga pekan di rumah Kultsum bin al-Hadam bin Amr al-Qais. Di atas sebidang tanah milik lelaki tua ini pula dibangun masjid pertama,[2] yang keberadaannya diapresiasi oleh Allah SWT dengan firman-Nya: “Sesungguhnya Masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.”[3]
[1] 12 Rabiul Awwal SH 1 (2 Juli 622M).
[2] As-Syimus binti Nu’man meriwayatkan, bahwa Nabi Saw memikul batu bata sendiri sampai bongkok tubuhnya. Pakaian beliau penuh debu dan pasir. Saat para sahabat hendak mengambil beban yang berat itu, beliau tidak mengizinkan mereka dan meminta para sahabat agar membawa bahan-bahan bangunan yang lain. Saat pembangunan selesai, Nabi mengimami shalat bersama para sahabat.
[3] QS. Al-Taubah : 108.