Ketika pasukan berkuda itu kian dekat, tampaklah kain penutup kepala mereka yang panjang, menjuntai bagian ujungnya, dengan satu sisi dililitkan ke muka. Fungsinya bukan hendak menyamarkan wajah, namun untuk melindungi mata dari terjangan debu gurun yang ganas. Mereka yang congkak dan tinggi hati mudah dikenali dari gesturnya, meski sekujur tubuh tertutup kain yang paling rapat sekalipun.
Ali mengawasi para pengejarnya lalu berkata kepada Aiman dan Abu Waqid, “Dudukkan unta dan tambatkanlah.”
Keduanya melaksanakan apa yang diperintahkan.
Ali mendekati para Fatimah dan membantu mereka turun dari punggung unta.
“Jangan takut, semoga Allah memberi kemenangan pada kita.” Kata Ali pada ibunya yang sedang menggenggam tangan Az-Zahra, dikelilingi dua Fatimah putri Zubair dan Hamzah.
“Engkau adalah Haydar, singa padang pasir ini.” Ibunda Ali menyentuh wajah sang putra, berdoa, dan memberikan restunya.