Derap kaki kuda, lenguh, dan ringkikan kerasnya, serta cara musuh bersikap yang sengaja dibuat-buat untuk menakuti keluarga Rasulullah SAW, tak meruntuhkan nyali Ali. Pemuda itu justru menghadapi mereka dengan pedang terhunus.
Dari atas kuda, salah seorang musuh mengejek dan menggertak Ali. “Kamu kira akan selamat dengan membawa serta para perempuan?! Kembalilah, tiada ayah bagimu!”
“Bagaimana jika tidak kulakukan?” Ali bergeming, acuh tak acuh.
Orang yang menggertak tertawa, ia sangat yakin dapat membunuh Ali secepat yang ia kehendaki. Dalam pandangannya, di padang tandus ini, tak satupun orang kuat yang akan membela Ali selain kaum perempuan dan seorang pemandu jalan yang sedang berdiri di samping remaja laki-laki yang gemetaran. Keduanya terlihat semakin pucat tatkala seorang berperangai bengis berteriak kepada Ali, “Kembalilah kamu dengan hina atau kami akan mengembalikanmu dengan kepala terpisah!”