“Kenapa kau berkata seperti itu pada adikmu sendiri?” Aku menatapnya tidak percaya.
“Lalu kenapa kau berpikiran sama dengan orang-orang kalau dia bunuh diri? Apa aku sudah tahu faktanya sampai-sampai berani mengatakan dia bunuh diri?”
“Orang-orang semua menatapku—aku ada dengannya di bawah sungai saat itu—tanda-tanda dia ingin bunuh diri juga menghampiri temannya—semua orang menuduh aku penyebabnya,” aku berkata penuh emosi.
“Jadi apa kau pulang kembali ke sini karena dihantui rasa bersalah karena kecelakaan itu?”
Aku menggeleng—air mataku terjatuh. “Dia benar-benar menghantuiku ... aku tidak tahu kenapa? Aku tidak tahu kenapa semua orang juga memvonisku seperti itu.”