"Bahkan ketika seorang anak ingin meminta hak hidupnya, tidak semua orang tua bisa memberikannya. Apakah kita hidup atas dasar kehendak orang lain? Jika benar, untuk apa Tuhan membebaskan kita untuk hidup."
Pada pagi yang amat dini itu, Nadya telah melangkah seorang diri dengan penuh tekad menuju tujuannya. Bahkan ketika sang surya belum sepenuhnya memancarkan sinar hangatnya, ia telah berada dalam perjalanan. Dengan hati yang berdebar-debar, Nadya melangkah terburu-buru saat memutuskan untuk menyeberangi persimpangan. Dan jalan kakinya tidak disengaja meluncur ke arah sebuah toko mini market yang mengintip di kejauhan.
Sorotan cahaya rembulan yang pucat masih tergantung di langit, namun itu tak mampu meredam semangatnya yang membara. Seperti seorang penunggang gagah menghadapi rintangan yang berani, Nadya merentangkan langkah-langkahnya dengan penuh semangat yang tak tergoyahkan.
Minimarket itu benar-benar heboh dengan kerumunan pengunjung yang tak terhitung jumlahnya. Pagi bukanlah alasan bagi tempat ini untuk sunyi sepi. Di sini, segala aktivitas biasa dimulai sejak pagi hari, dengan semarak dan kehidupan yang tak kenal lelah. Dan di tengah keriuhan itu, Nadya menyerbu menuju tujuan utamanya: membeli minuman soda untuk memberikan dorongan energi pada tubuhnya. Meskipun perutnya masih terasa kosong, dia tak bisa menghindari kebiasaan buruknya untuk meminum soda di pagi hari. Tentu saja, ini adalah kebiasaan yang sebaiknya dia tinggalkan.
Setelah menyelesaikan minumannya dengan cepat, Nadya melanjutkan perjalanannya menyusuri jalanan yang akrab baginya. Kali ini, tujuan perjalanannya bukanlah sekadar tempat biasa, melainkan tempat yang sepertinya telah menjadi bagian hidupnya. Dengan satu kantong plastik yang berisi berbagai macam buah-buahan segar, Nadya melangkah dengan mantap menuju sebuah pemukiman blok yang terletak sekitar dua puluh menit perjalanan dari tempat tinggalnya.
Blok tersebut membentang dalam tiga bangunan yang saling menghadap, tak sejajar namun terhubung dengan satu blok terpisah. Sepertinya, desain ini sengaja dilakukan untuk memberikan ruang bagi blok keempat yang akan ditambahkan. Lingkungan blok itu juga menyajikan kejutan lain: sebuah taman yang indah yang memberikan kesempatan bagi penghuni blok untuk berekreasi dan menikmati suasana.
Di tengah riuhnya taman yang dipenuhi dengan anak-anak bermain, sebuah kursi taman putih menarik perhatian Nadya. Di sana, dia menemukan Leo, sahabatnya yang telah membuat janji untuk bertemu. Leo duduk dengan anggun di kursi taman, dan di sisinya ada seorang anak kecil yang tampak ceria.