Kembali ke Masa Muda

Eva yunita
Chapter #2

Ulang tahun

Mauren masih tampak mematung di depan kalender. Matanya terlihat seolah sedang mencoba mengingat-ingat sesuatu. 

Bukankah seharusnya ia sedang hidup di tahun 2030? dan berusia 31 tahun?

Dan terakhir kali hal yang ia ingat adalah, ia sedang mengobrol dengan Taki, suaminya, kemudian pria itu setuju untuk bercerai. Lalu setelahnya ia tak ingat lagi.

Apa aku sedang mengalami perjalanan waktu lintas dimensi seperti yang di film-film?

Apakah ini nyata? 

Kalo benar ini nyata, ini lah saatnya aku memperbaiki semuanya.

Mauren terus saja bicara pada dirinya sendiri sampai akhirnya terdengar ketukan di pintu kamarnya. Mauren pun segera melangkahkan kakinya untuk membukakan pintu.

Ceklek...

Terdengar suara handle pintu yang di buka. Seorang gadis muda sudah tampak berdiri di balik pintu seraya tersenyum manis pada Mauren.

"Happy best day my best friend!" Gadis itu seketika menghambur memeluk Mauren. Tentu saja Mauren kenal siapa gadis itu. Itu adalah Cika sahabatnya. 

Sebuah Slide bayangan tiba-tiba membayang di benak Mauren. Ia masih ingat tentang kenangan hari ini. Di meja makan nanti pasti sudah banyak makanan yang di siapkan oleh ayahnya, juga seorang wanita yang sedang dekat dengan ayahnya, siapa lagi kalo bukan ibunya Cika. 

Meski pun Mauren telah kembali masa lalu, tapi ia tetap memiliki ingatan yang sama, ingatan di masa lalu juga ingatan di masa depannya.

Mauren yang sempat terdiam, akhirnya berusaha membalas pelukan Cika dengan sama hangatnya. Kemudian dua gadis itu melangkah ke ruang tengah dengan di iringi tawa dan canda.

Dan Sampai lah Mauren di sana, di ruang tengah, tepatnya adalah ruang makan keluarga. Gadis itu seakan kembali mematung saat melihat Ayahnya, juga wanita yang ada di sebelah ayahnya, sebuah slide bayangan kembali melintas di benaknya, betapa dulu ia tidak menyukai wanita itu. Saat itu, di hari ulang tahun Mauren, sama seperti saat ini. 

Flashback ke ingatan Mauren yang dulu...

Mauren dan Cika yang baru saja berjalan keluar dari kamar Mauren menuju ruang tengah, masih sempat menyunggingkan senyum bahagia mereka dan mulai duduk di meja makan yang di atasnya sudah tersedia banyak makanan dan juga kue-kue yang sengaja sudah di sediakan untuk Mauren.

Lihat selengkapnya