Kembali ke Nagari

Al Mueda Data
Chapter #3

Kapten Amdy Membantu Polisi

Mentari sore bersinar lembut di atas langit, awan yang berarak dalam kelompok besar membuat sinar matahari sedikit meredup. Cuaca akhir-akhir ini memang cenderung berawan sepanjang hari. Semenjak siang hari matahari emmang timbul tenggelam di balik awan, kadang kala sinarnya meredup kadang kala sinarnya perlahan terang kembali, serupa lilin raksasa di sebuah ruangan yang dipermainkan angin yang bertiup dari lubang-lubang jendela, saat angin sedang kencang dan menyergap masuk ke ruangan, cahaya itu seperti melemah dan menguat kembali saat angin mulai mereda.

Suasana sore yang cukup mendukung untuk bermain sepak bola, angin semilirnya membuat mereka tak terlalu cepat berkeringat saat mengejar bola bundar tersebut di lapangan. Lapangan sepak bola milik Pak Akmal hari itu sudah riuh rendah oleh suara anak-anak, ada dua kesebelasan antara Korong Simpang Ampek dengan Korong Ajuang Indah yang mencoba sekedar latihan sepak bola untuk mengisi waktu bermain di sore hari.

Lapangan sepak bola dan arena bermain untuk anak nagari itu sebenarnya masih tiga puluh persen pengerjaannya. Namun sudah banyak dikunjungi oleh anak-anak. Mereka adalah anak-anak dari korong Ajuang itu sendiri, dan korong sebelah yakni Korong Sigauang, Kampung Paneh, Parak tingga, Gantiang, Simpang Tigo, Balai Minggu dan lainnya.

Semenjak Pak Akmal ayah Amdy mengumumkan tempat itu sebagai arena bermain anak nagari, tempat itu makin ramai dikunjungi, mereka berebut untuk bermain bola yang memang dikhususkan untuk anak-anak tersebut.

Hari ini anak-anak dari kesebelasan korong Ajuang yang bermain dengan kesebelasan korong Gantiang, sementara anak-anak dari desa yang lain menjadi penonton saja. Kesebelasan Korong Gantiang merupakan anak-anak yang berasal dari pola desa yang berbukit. Untuk bisa sampai ke korong Ajuang mereka harus melewati sebuah Bukit Putus,keadaan yang seperti itu membuat Kaki-kaki mereka terbiasa beradu dengan kecepatan dan lari, mendaki dan menurun sehingga kalau di bawa kelapangan bola, kaki-kaki itu kaki-kaki yang kuat dan tangguh.

Pertandingan sepak bola antar kesebelasan sedang berlangsung seru dan menyenangkan. Amdy sebagai kapten kesebelasan Korong Ajuang sedang menggiring bola ke arah gawang yang dijaga oleh kesebelasan Korong Gantiang, namun beberapa penyerang dari keseblasan lawan tersebut menghadang, Amdy mencoba berkelit dan menggiring bola secara zig-zag dan menghindari ngkah-langka cepat dari pihak lawan yang berusaha merebut bola, dalam keadaan kepepet itu, Amdy mencoba mngeoper bola kea rah Faizal yang sudah berada di pojok sebelah kiri gawang lawan, bola berhasil dikuasai oleh Faizal namun mendadak serangan datang dari pihak lawan, yang tiba-tiba menendang bola kea rah luar, sehingga terjadi bola out.

Permainan sepak bola antar kesebelasan sedang seru-serunya, di saat tendangan bebas yang dilakukan oleh kesebelasan Korong Ajuang dari arah pojok kanan kanan gawang akan dilakukan mereka tiba-tiba dikejutkan oleh dua orang lelaki sekira berumur dua puluh tahun berlari dengan kecepatan penuh melintas lapangan, mereka terus berlari hingga sampai di kaki bukit Ajuang. Dalam sekejap mereka hilang di telan pepohonan dan ilalang perbukitan yang rimbun.

Tak lama kemudian muncul dua orang berpakaian polisi dan satu orang berpakaian biasa, tapi memegang pistol. Mereka sepertinya tengah mengejar dua orang tadi yang menghilang di rimbunnya pohon dan ilalang Bukit Ajuang.

Semua anak-anak yang ada di situ menjadi ketakutan oleh suasana mencekam itu, untunglah masyarakat sekitar juga datang ke lokasi kejadian mereka mencoba menenangkan anak-anak mereka, sebagian lagi ada yang bertanya-tanya. Ada kejadian apa antara polisi dan dua orang yang diburu tersebut.

Akmal juga datang ke lokasi kejadian, menenangkan situasi dan kecemasan para anak-anak di lokasi tersebut. Sebagai pemilik lahan yang sedang membangun arena permainan anak nagari yang sudah seharusnya berkewajiban mengayomi anak-anak tersebut.

Sementara Amdy melihat kedatangan ayahnya yang mencoba menenangkan kecemasan, juga berusaha membantu menenagkan keadaan. Ia memberikan aba-aba agar dan mengumumkan bahwa keadaan ini tak mungkin pertandingan antara kesebelasan Korong Gantiang dan Korong Ajuang dilanjutkan.

Lihat selengkapnya