Kembali Pulang

Anggri Saputra
Chapter #1

#1

"Mau ke mana?" Bram menatap Raden yang berdiri tiba-tiba.

Mereka sedang bermain catur di ruang tamu rumah Bram.

"Pulang ke asal." Raden menatap pintu rumah yang tertutup.

"Hati-hati kalau ngomong lu, pulang ke asal maksud lu mati kan?" Bram menegaskan.

"Terserah, yang pasti gue mau pulang."

Bram tak bisa mencegah Raden.

"Den, tunggu dulu!" Bram berdiri dari duduknya.

"Ya, gue tunggu di depan!"

Bram tak bersuara, dia berjalan masuk ke kamar dan Raden menuju pintu rumah.

Di dalam kamar, Bram membuka laci meja kecil yang juga jadi tempatnya bekerja. Dia ingin jadi penulis cerita, karena itu di atas meja kecilnya ada laptop berikut beberapa buku cerita dalam keadaan berantakan.

Di dalam laci yang sepi, hanya ada dua lembar uang berwarna biru, pecahan lima puluh ribu.

Tangan Bram mengambil satu lembar uang, lalu dia keluar dari kamar. Tak lama dia berada di lorong ruang tamu dan melihat pintu telah terbuka.

Begitu Bram melewati pintu utama rumah, dia melihat pagar pun telah terbuka. Pandangan matanya menangkap Raden telah siap di atas motornya.

Bram lantas berjalan mendekati Raden.

"Gue balik ya!" Raden menyalakan mesin motor begitu melihat wajah Bram.

"Eh, ini buat lu, ganti ongkos bensin sama buat beli makan. Terima kasih udah mau nemenin gue main catur. Gue bete banget tadi," cerocos Bram.

"Alah, pakai kasih uang segala. Gunanya teman apa? Ya habisin yang temen lah!" Raden tertawa, lalu tangannya menyambar uang yang dipegang Bram.

Bram tertawa, meski dia bisa dibilang belum sukses sebagai penulis, tapi dibanding Raden masih lebih baik keadaan dirinya.

Meski mereka sama-sama bukan orang kaya, tapi Bram tak memiliki hutang seperti Raden yang harus terlilit hutang piutang. Kejadian itu waktu ibunya Raden masuk ruangan gawat darurat rumah sakit dan tak ikut program asuransi kesehatan, walhasil Raden harus cari pinjaman.

Sebagai orang yang bekerja serabutan, Raden pun entah kapan mampu melunasi hutangnya.

Tapi asyiknya Raden, setiap Bram menelepon dan mengajaknya main catur Raden akan datang cepat saat tak ada kerjaan, kecuali ketika ada yang dikerjakan maka Raden akan mencari waktu untuk membayar ajakan Bram.

Bram pun tak mau main asal Raden menemani dirinya, dia senantiasa menyiapkan sedikit uang buat Raden.

"Hati-hati di jalan, kalau ada masalah kasih tahu gue! Ya, bisa jad gue bisa bantu dan mungkin aja nggak, tapi telinga gue siap mendengar curhat lu!" Bram menepuk pundak kanan Raden.

Lihat selengkapnya