Kembali Pulang

Anggri Saputra
Chapter #3

#3

Bram tergesa-gesa memakai celana panjang yang dia ambil dari gantungan baju di belakang pintu. Masih dengan sikap itu, dia keluar dari kamarnya, menuju ke ruang tamu dan mengambil kunci motor bapaknya. 

Kunci motor itu tergantung di dinding di sebelah kalendar. Setelah mengambil kunci, Bram bergegas keluar rumah.

"Mau ke mana kamu? Ini udah mau maghrib, jangan keluar rumah!" Yanti telah berada di teras, dia menemui Budiman kala Bram masuk kamar.

"Ini penting Bu, masalah nyawa. Aku nanti cari mesjid di jalan," jelas Bram cepat.

"Ayah, aku pinjam motor," lanjut Bram.

"Nyawa siapa maksudmu?" tanya Yanti mau tahu.

Bram tak menjawab, dia sudah berlari ke arah motor yang diparkir di halaman teras rumah. Sebuah motor bebek keluaran lama, motor yang setia selama dua puluh tahun menemani Budiman wara-wiri.

"Hei, Bram ... jawab dulu pertanyaan Ibu!" Yanti sampai berdiri dari duduknya.

"Biarkan De, Mas yakin Bram sedang mengalami peristiwa penting. Lagian De harus percaya, anak kita itu tak akan buat hal aneh-aneh." Budiman menyentuh lengan Yanti. Dia bisa melakukan itu, karena Yanti duduk di sebelahnya di bangku bambu panjang.

"De takut Bram berurusan sama Raden, Mas. Bukan apa-apa sejak tahu cerita Ibu Retno, De merasa Raden tak pantas jadi teman Bram. Jadi nggak suka sama anak itu." Yanti mengutarakan isi hatinya.

"Bicara Raden, biar Bram yang memutuskan. Mas rasa sulit baginya tak bertemu dan berteman dengan Raden, mereka tumbuh bersama sejak masa SD dulu. Apalagi rumah kita sama tempat tinggal Raden, cuma sebatas RT yang berbeda dan masih di RW yang sama." Budiman secara tak langsung membela pertemanan Bram dan Raden.

"Pokoknya De tetap tak suka, Mas. Begini saja, selama De tak melihat wajah Raden di rumah ini, Bram masih boleh berteman sama dia!" Yanti pun masuk ke dalam rumah.

Budiman hanya bisa menatap punggung Yanti yang mulai bungkuk, bagaimana pun usia tak bisa ditahan lajunya, semakin tua ada saja perubahan bentuk tubuh. 

Budiman pun menghela napas, dia bukan tak mau mengubah pendirian Yanti akan Raden. Tapi ini bukan waktu yang tepat, istrinya itu sedang ngambek, nanti saja pas pikirannya sudah terang.

Lagian ini bukan pertama kalinya Yanti tak suka Raden, sudah beberapa kali perempuan itu mengucapkan kata tak mengenakan pada Bram tentang Raden. Cuma ya saat Raden tiba di rumah mencari Bram, Yanti akan menjadi orang pertama yang sibuk memberikan suguhan buat teman masa kecil anaknya itu.

"Kasihan saja Mas, mungkin Raden belum makan. Mukanya pucat," ucap Yanti kala itu ketika Budiman bertanya mengapa harus repot memasakan mie instan buat Raden.

Lihat selengkapnya