Rona pagi muncul di langit Amerika. Tidak ada kicau burung yang terdengar. Hanya bising kendaraan yang mulai memenuhi ruang udara. Aku sudah selesai bersiap untuk berangkat ke kampus. Flat shoes milikku menjejak lantai dengan mantap. Sisa-sisa udara musim dingin masih begitu terasa. Pagi terasa lebih segar walaupun ada beberapa hal dan tugas yang masih mengganjal dalam benak.
Masih meremang ketika aku memutuskan untuk keluar.
Januari yang meringkuk, perlahan mulai menggeliat bangun bersamaan jatuhnya sinar hangat matahari. Musim dingin hampir berakhir. Namun, aku masih memakai syal, sarung tangan, dan kaos kaki, serta topi.
Ya, Aku alergi dingin. Bukan, bukan menjadi demam atau masuk angin. Hanya napasku yang akan menjadi satu-satu.
Aku berangkat dengan berjalan kaki. Menikmati pemandangan kota dan hiruk pikuk keramaian di pagi hari. Ketika memasuki kampus, suasana berubah sepi. Keramaian biasanya ada pada siang hari. Aku mencari ruang kelasku hari ini dan duduk di salah satu kursi.
Kursi paling depan. Mataku juga bermasalah. Konsentrasiku yang berkurang jika berada jauh dari pemberi materinya.
Kubuka ponselku.
Keyla.
Dia sedang menuju ke sini.