Rabi’ah lahir di malam hari. Ia adalah putri dari Ismail al- Adawiyyah al-Qishiyyah. Diceritakan dalam sebuah literatur karya Fariddudin al-Attar, peristiwa-peristiwa ajaib tak jarang terjadi di masa kelahirannya. Pada malam kelahiran Rabi’ah tidak terdapat suatu barang berharga (tanpa sehelai kain ataupun baju) yang didapat dalam rumah Ismail. Bahkan tidak terdapat setetes minyak untuk mengoles pusar putrinya, apalagi minyak untuk lampu penerang. Rumah tersebut juga tidak terdapat sehelai kain pun yang dapat digunakan untuk menyelimuti bayi yang baru lahir.
Nama Rabi’ah al-Adawiyah artinya putri keempat dari tiga putri-putri Ismail sebelumnya. Ayah Rabi’ah telah bersumpah bahwa ia tidak akan minta sesuatu pun dari manusia-manusia lain. Ayahnya telah berucap janji atau sumpah bahwa tidak akan meminta bantuan apapun kepada sesama manusia. Di saat Ismail tertidur malam, dalam keadaan tertekan karena tidak memiliki sesuatupun disaat kelahiran putrinya, ia bermimpi didatangi Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dan berkata: "Janganlah bersedih hati Sebab anak perempuan-mu yang baru lahir ini
adalah seorang suci yang agung yang pengaruhnya