Rabi’ah al- Adawiah ketika memasuki usianya yang lanjut sekitar 80 tahun ke atas, Rabi’ah selalu menggigil dan bergetar tubuhnya pada saat mendengar berita tentang kematian. Kemudian disebutkan bahwa Rabi’ah tidak sadarkan diri pada saat mendengar gemertaknya api. Satu hal yang harus dipahami bahwa perasaan tersebut bukanlah merupakan bentuk dari salah satu bentuk siksaan batin terhadap Rabi’ah untuk selalu dekat dengan kehadirat Tuhannya sehingga pada ujung-ujungnya membuahkan kebahagiaan dan ketenangan batin.Rabiah al- Adawiyah sama seperti manusia umumnya, menjalani hidup hingga usai lanjut. Pada suatu hari Rabi’ah saat menderita dan sedih sekali, sahabatnya berkata padanya:
Sahabat Rabi’ah : Wahai yang mulia, di dunia ini tak tampak penyakit-mu dimata-ku. Tatapi engkau sangat merasakan sakit dan selalu manangis.
Rabi’ah menjawab : Sakit-ku adalah dari dalam dada-ku, dimana
penyembuh dari seluruh dunia tidak akan dapat menyembuhkannya dan pembalut luka-ku adalah menyatu dengan Sahabat-ku. Hanya itulah yang dapat meringankannya. Bukankah esok aku akan dapat meraih tujuan-ku?
Tetapi karena rasa sakit ini tidak menggangu-ku, tampaknya aku menderita.
Tak ada yang dapat kuperbuat dari semua ini. Yakni, tanda-tanda penderitaan fisik-ku tidak sebesar penderitaan spiritual-ku.
Menjelang akhir hidup Rabi’ah al-Adawiyah, Muhammad bin Amr24 bercerita bahwa ia datang untuk melihat Rabi’ah. Muhammad bin Amr berkata:
Rabia’ah seorang wanita yang sudah tua, usia Rabi’ah sudah 80 tahun, ia kelihatan seolah-olah seperti tempat air yang hampir jatuh dari gantungannya. Di rumahnya, kulihat tem- pat gantungan baju dari kayu Persia, tingginya kira-kira dua hasta. Selain itu terdapat pula sebuah kendi dari tanah liat, dan sebuah tikar dari bulu.
Ketika ajalnya hampir tiba Rabi’ah al-Adawiyah me- manggil Abdah binti Abi Sahwwal yang telah menemaninya dengan baik. Addah binti Abi Sahwwal merupakan sahabat dan pembantu Rabi’ah yang paling baik, dan setia. Rabi’ah berpesan kepada Abdah, dan berkata kepadanya:
Janganlah kematian-ku sampai menyusahkan orang lain
Bungkuslah mayat-ku dengan jubah-ku
pada terakhir menjelang meninggal Rabi’ah al-Adawiyah. Rabi’ah berpesan kepada Abdah dan ber- kata kepadanya: