LEGEND OF HARUHIRO

Jinx pro
Chapter #20

Chapter 19 - Untuk Sementara, Dan Besok

Sebelum mereka bertemu dengan Lusi pada pukul 8 pagi, sebelum tidur di malam hari, Haruhiro dan yang lainnya memeras otak untuk memikirkan apa yang harus mereka lakukan dan apa yang harus mereka katakan pada Lusi besok. Tapi tak seorang pun bisa memikirkan sesuatu. Kemudian, ketika mereka tiba di Kota Tua Damroww, mereka harus fokus pada pekerjaan, dan mereka tidak boleh mengkhawatirkan tentang hal lain.

Saat-saat penting tersebut berlalu begitu saja, dan tepat sebelum mereka kembali ke Atalante pada malam hari, Haruhiro akhirnya memberanikan dirinya untuk mendekati Lusi.

"Lusi, ada sesuatu yang ingin kubicarakan padamu," Haruhiro mengatakannya dengan terus terang, sembari keluar dari toko di mana mereka menjual hasil barang jarahan hari ini.

"Aku paham," Lusi menjawab sembari menyilangkan tangan di depan dadanya. ”Kalau begitu, bilang saja….."

Karena tadi malam semuanya sudah mendengar cerita tentang masa lalu Lusi yang kelam, maka hari ini tak satu pun dari mereka sanggup bersikap normal di depan gadis itu. Mereka telah mendengar cerita tersebut dari Haya, dan seharusnya Lusi tak mengetahui akan hal itu, namun Lusi merasakan perubahan perilaku orang-orang di sekitarnya, sehingga dia pasti menduga bahwa ada sesuatu yang sudah terjadi pada mereka.

Dia mungkin berpikir bahwa mereka sudah memutuskan untuk mengeluarkannya dari Party ini. Mungkin saat ini Lusi sedang membayangkan bahwa Haruhiro akan mengatakan, "Maaf Lusi, tapi bolehkah aku memintamu untuk keluar dari Party ini?"

Karena tidak ingin membuat keributan, Lusi pun segera menjawab, "Baiklah," sembari bersiap-siap meninggalkan mereka.

Dia menguatkan dirinya untuk mendengar apa yang akan dikatakan oleh Haruhiro. Nampaknya, Lusi sudah sering kali mengalami hal serupa pada beberapa Party sebelumnya. Sungguh menyedihkan ketika tahu bahwa seorang gadis sering kali mengalami hal yang tak menyenangkan seperti ini.

"Lusi ..." kata Haruhiro, sembari menyebutkan nama seorang gadis yang saat ini masih resmi menjadi anggota Party-nya.

Haruhiro menatap mata Lusi, seolah-olah dia hendak berkata “Ini tidak seperti yang kau pikirkan.” Mata Lusi sedikit menyipit. Haruhiro tidak sendirian. Barto, Vina, Alice, dan Marco semua anggota Party juga menatap gadis itu. Lusi tahu bahwa semuanya sedang memperhatikan dirinya, sehingga dia mulai merasa tidak nyaman. Tidak, ini tidak seperti yang kau pikirkan ... Lagi-lagi Haruhiro mengulangi kalimat itu di dalam pikirannya.

"Lusi," kali ini Haruhiro mengucapkannya dengan nada keras. “Party kami pernah memiliki seorang Priest sebelumnya. Namanya adalah Udin, dan dia sudah mati ... atau mungkin akan lebih tepat jika disebut, kami membiarkannya terbunuh. Kau boleh mengatakan bahwa dia adalah seorang perfeksionis, dan kami terlalu banyak mengandalkan dirinya. Ketika kami terluka selama pertarungan, dia tak segan-segan menyembuhkan kami walaupun lukanya hanyalah goresan kecil.”

"Udin adalah pemimpin kami," kata Haruhiro, “Dia adalah penyembuh kami yang terpercaya, dan ia bersama Barto selalu bertarung di lini depan, jadi dia bagaikan seorang Warrior. Rasanya seperti ada tiga peran dalam satu orang. Dia benar-benar orang yang mengagumkan, tetapi pada saat itu, kami tidak pernah menyadarinya. Di mata kami, dia hanyalah orang biasa. Aku yakin bahwa Udin menjalani masa-masa yang sulit pada saat itu, tapi dia tidak pernah sekalipun mengeluh, dan tak seorang pun dari kami membayangkan betapa berat beban yang ditanggung oleh Udin. Bahkan sampai sekarang, sepertinya aku tak sanggup membayangkan hal itu ... tapi dia sudah mati. Dia tidak lagi ada di dunia ini.”

Pastinya, Lusi melihat kesamaan antara dirinya dan Udin. Bahkan, mungkin dia sudah mengerti bahwa Haruhiro menceritakan ini semua karena dia sudah tahu tentang kisah masa lalunya.

Haruhiro pun sempat ragu. Namun, setelah mendengar cerita Haya, ia cukup mengerti tentang apa yang telah terjadi pada Lusi, dan Haruhiro pun mengerti mengapa Lusi jadi seperti ini. Akan tetapi, haruskah ia memberitahu Lusi bahwa dia tahu akan semua hal itu?

Haruhiro pun merasa bahwa ini bukanlah hal yang bisa diterima dengan mudah.

Lihat selengkapnya