Mereka bangun seiring berbunyinya dentang lonceng pukul enam pagi, kemudian sarapan sembari bersiap-siap untuk menjalani hari ini. Pada pukul delapan, mereka menuju Gerbang Utara Atalante untuk bertemu dengan Lusi, kemudian pergi menuju Kota Tua Damroww. Peta yang mereka buat masihlah belum lengkap, sehingga mereka berusaha menambahkannya sembari berburu Goblin.
Pada level seperti sekarang ini, mereka bisa menangani sekelompok yang terdiri dari 3 ekor Goblin dengan sedikit kesulitan, namun setidaknya, mereka sanggup meminimalisir resiko. Namun beda ceritanya ketika mereka menghadapi tipe Goblin ringan dan lincah, yang pandai menghindari serangan. Jika bertemu dengan monster seperti itu, mereka harus ekstra hati-hati. Dan juga, lama-kelamaan mereka akan semakin sering menghadapi Goblin yang dilengkapi oleh senjata jarak jauh biasanya senjata tersebut berupa busur pendek. Namun, anak panah yang ditembak oleh senjata tersebut tidak memiliki kecepatan tinggi dan kekuatan menusuknya juga lemah, sehingga mereka tak perlu terlalu mengkhawatirkannya.
Sebaliknya, busur silang adalah senjata yang harus mereka waspadai. Suatu tembakan jitu dari busur silang akan menghabisi nyawa musuh secara langsung. Goblin berarmor juga kadang-kadang menyebabkan masalah, karena beberapa dari mereka sangatlah kuat. Meremehkan mereka adalah kesalahan besar.
Paling banyak, mereka bisa menangani sekelompok Goblin yang terdiri dari 4 ekor. Meski begitu, mereka lebih memilih untuk melewatkan kelompok 4 Goblin, kecuali jika situasi sangatlah menguntungkan bagi mereka. Dan jika berpapasan dengan kelompok yang terdiri dari 5 ekor Goblin, mereka bahkan berpura-pura tak melihat. Dan ketika bertemu dengan kelompok Goblin yang terdiri dari 6 ekor atau bahkan lebih, maka mereka akan menandai lokasi tersebut sebagai wilayah kekuasaan keluarga Goblin atau wilayah klan Goblin, atau sejenisnya. Daerah-daerah tersebut berisi penuh dengan populasi Goblin, dan memasuki daerah tersebut sama saja dengan memasuki wilayah kekuasaan singa yang sedang lapar.
Goblin yang berkeliaran sendiri biasanya hanya dilengkapi oleh senjata dan armor yang buruk, tapi kadang-kadang mereka menyimpan barang berharga yang tersembunyi di dalam kantong. Tak pernah ada maling yang mencuri dari orang miskin, tampaknya Goblin juga memahami pepatah ini, sehingga mereka berpenampilan miskin untuk menjaga barang-barang berharga miliknya.
Dan sekali sehari, pada setiap hari, mereka menemuinya.
Goblin bisa dikategorikan menjadi dua jenis utama yaitu jenis yang berdiam diri pada suatu tempat, dan jenis yang berkeliaran. Mereka pun menemui jenis yang kedua. Mereka sering kali menemui jenis yang kedua di Kota Tua Damroww. Ketika Haruhiro dan yang lainnya mengawasi mereka dari kejauhan, dorongan untuk melancarkan serangan mendadak sangatlah tak tertahankan. Tapi mereka tidak bisa. Sekarang bukan waktu yang tepat. Mereka harus bersabar.
Bukannya tak ada hambatan. Saat ini, Party Haruhiro adalah satu-satunya kelompok yang beroperasi di daerah Kota Tua Damroww. Dengan tidak adanya kelompok lain di sekitar, maka mereka tidak memiliki saingan dan mereka bisa menghabiskan beberapa waktu untuk membangun kekuatan, sebelum akhirnya melancarkan serangan.
Meskipun ini tak terjadi setiap hari namun, ketika mereka kembali ke Atalante, Party ini akan menuju ke Kedai Sherry. Mereka tidak pergi untuk tujuan tertentu, tetapi hanya untuk minum dan ngobrol. Lusi tidak pernah banyak bicara, tapi dia seribu kali lebih baik daripada Marco si jago membuat kegaduhan.
Setiap kali mereka berada di Kedai Sherry, setidaknya satu atau dua Anggota Red MooN lainnya akan mendekat, lantas mengejek mereka dengan berkata "Hei, Pembasmi Goblin," atau "Bagaimana kabar kalian, hei para Pembasmi Goblin," atau "Apakah kalian bersenang-senang di Damroww, hei Pembasmi Goblin?"
Marco selalu saja membentak mereka dengan berkata “diam!” Tapi Haruhiro tahu jika ia marah setiap kali dicemooh, maka cemoohan itu justru tak akan pernah berakhir. Toh ejekan itu tidak terlalu mengganggu Haruhiro, bahkan julukan itu tak terdengar buruk.
Pembasmi Goblin. Tidak buruk. Tidak buruk sama sekali. Mereka akan menjadi Pembasmi Goblin yang terbaik di Red MooN.
Besok pun mereka harus memburu Goblin, besoknya Goblin lagi, besoknya Goblin lagi, besoknya Goblin lagi, besoknya Goblin lagi, besoknya Goblin lagi. Goblin, Goblin, Goblin, Goblin, Goblin, Goblin, Goblin, Goblin, Goblin, Goblin, Goblin, Goblin, Goblin. Ketika memulai, semua Goblin tampak sama, tetapi setelah beberapa saat, Haruhiro mulai bisa membedakan beberapa di antara mereka. Dia tahu bahwa kebanyakan Goblin yang dijumpainya berjenis kelamin pria, dan jarang sekali yang wanita.
Menurut Lusi, sebagian besar Goblin wanita diambil oleh Goblin berperingkat tinggi sebagai istri, dan mereka berdiam di bagian Kota Damroww yang lebih dalam.
"Ah, aku juga ingin punya harem seperti Goblin berperingkat tinggi itu ..."
"Aku kasihan pada Goblin wanita kalo Harem King-nya kayak kamu, Marco," kata Haruhiro.
"Haruhiro bodoh!" Marco menyalak. “Kau tidak tahu? Bahkan Goblin pun tahu bahwa aku adalah seorang pria yang sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat menarik! Jangan menghina Marco, yang pernah mendapatkan julukan Si Raja Pengelana yang Sangat Menarik Kaum Hawa!”
"Aneh ... Raja Kaum Hawa katanya, padahal semua cewek pelayan di kedai selalu nyingkir kalo digoda olehnya," Vina berkomentar.
"Er ... Um ... Yah, bahkan jenderal yang tak terkalahkan pasti pernah sesekali mengalami kekalahan ...”
"Oh, aku paham bahwa, itu artinya….. Raja yang sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat sangat menarik Kaum Hawa ternyata pernah sesekali tidak menarik kaum hawa begitu, kan?" Vina merenung.
“Hentikan kata ‘sangat sangat sangat sangat sangat sangat’ itu! Kau berkata begitu karena kau tak pernah tahu betapa menariknya diriku, dasar kau cewek rata! Orang sudah mengerti, pasti tidak akan bilang gitu!” Marco menoleh pada Lusi dengan marah. “Lusi! Jika kau tidak punya pilihan selain memilih salah satu dari tiga pria di sini, maka siapakah yang akan kau pilih? Tentu saja akan AKU, kan!”
"Aku akan memilih Barto," jawab Lusi dengan halus.
"Apa-!" Marco berkata sembari mendecit.
"A-A-Aku?" Barto menatap tak percaya dengan mata terbelalak. Bukannya malu, dia justru terheran-heran
"Haaah?" Haruhiro menatap kosong pada Barto dan Lusi beberapa kali, secara bergantian.
Ekspresi Vina menunjukkan bahwa dia sedang merenung dalam, sedangkan Alice berkedip berulang kali, dan matanya terus tertuju pada Lusi.
“Oi! Oi-oi-oi-oi-oi-oi-oi!” Marco bisa saja menggigit lidahnya sendiri jika mengatakan Oi lebih cepat lagi. “Apa?! Kenapa?! Barto lebih baik daripada aku? Tidak mungkin! Tidak memungkin!!!”
"Dia besar dan menarik," kata Lusi dengan tenang dan tak acuh, seperti biasa.
"Ukuran?! Ukuran tidak penting! Ini sama sekali tak ada hubungannya dengan ukuran ... Siaaaaaaaaallllllll ... Aku kalah dari Barto sialan! Apa-apaan ini!”
"Sayang sekali, Raja Kaum Hawa" kata Vina.
"Berhenti memanggilku Raja Kaum Hawa, dasar dada papan cucian!”
Haruhiro terkejut setelah menyadari fakta bahwa ia juga kalah dari Barto. Jadi, Lusi bukanlah tipe gadis yang peduli pada penampilan saja. Mungkin dia berkata demikian karena dia melihat wajahnya sendiri yang cantik ketika bercermin setiap hari, jadi dia tidak selalu mementingkan paras yang rupawan. Namun Marco dan Haruhiro juga tidak berparas rupawan, sehingga mungkin ada faktor pertimbangan lain sehingga Lusi memilih Barto.
Paras dan kecerdasan Haruhiro berada pada level rata-rata, tapi dia cukup percaya diri ketika bertarung melawan Goblin. Dia bertarung melawan Goblin setiap hari. Berhati-hatilah agar tidak sombong, katanya pada diri sendiri. Dia tidak seperti Hector, Udin, atau bahkan Lusi, yang dianugerahi bakat berupa hal-hal yang tidak pernah dia miliki.
Sebelumnya, saat Udin masih hidup, dia pernah menggendong Haruhiro ketika terluka dan membopongnya. Namun sekarang, Haruhiro sudah mampu berdiri dengan menggunakan kakinya sendiri yang pendek untuk menebas setiap Goblin yang menyerang ke arahnya. Bagi seorang pria biasa-biasa seperti Haruhiro, terlalu percaya akan berakhir pada sebuah kegagalan. Ah tidak juga, Haruhiro adalah seorang pria yang kapanpun bisa mengalami gagal walaupun dia tidak terlalu percaya diri. Paling tidak, ia harus melakukan segalanya dengan usahanya sendiri.
Bicara masalah uang, jika peruntungan sedang baik, mereka bisa mendapatkan sekitar 10 perak secara keseluruhan, yang berarti masing-masing anggota Party dapat 2 perak. Tampaknya Lusi sudah punya tempat tinggal permanen, tetapi Haruhiro dan yang lainnya masih tinggal di bahwa penginapan murah bagi anggota pelatihan Red MooN. Dia menyimpan uang yang dihabiskan untuk makanan, kurang dari 20 perunggu tiap harinya, kalaupun ada sisa, ia akan menggunakan uang itu untuk dirinya sendiri ataupun kepentingan Party.
Ada dua hal lain yang memerlukan investasi, yaitu Equipment dan Skill. Haruhiro sudah membeli rompi bekas, pelindung pinggang, pelindung lengan bawah dan juga pelindung tulang kering. Semuanya terbuat dari kulit yang dikeraskan, sehingga teksturnya ringan, fleksibel, dan tidak menghambat gerakan. Namun perlindungan yang diberikan oleh peralatan macam itu hanyalah ketenangan pikiran. Dengan kata lain, memiliki pelindung lebih baik daripada tidak sama sekali, dan tentu saja, efek perlindungan fisik dari peralatan macam itu sangatlah rendah. Namun terkadang, kenyamanan pikiran juga bisa meningkatkan nyali dalam bertarung, sehingga Haruhiro masih bersyukur memiliki pelindung sederhana tersebut.