Kenangan Disetiap Sudut

Bukualfi
Chapter #1

Kenangan Disetiap Sudut Part 1

Hubungan tidak selalu berjalan dengan baik, terkadang harus memilih untuk tetap ataupun pergi. Mengikhlaskan seseorang yang sangat berarti dalam hidup pasti tidak akan mudah. Tetapi jika diteruskan, hubungan yang tidak baik dapat melukaimu lebih dalam lagi.

© Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Pukul tiga sore disebuah caffe favoritku, aku menungunya.


Lima belas menit berlalu, ia tak kunjung datang, tidak enak rasanya lima menit sudah berlalu dan aku masih duduk di sini tanpa memesan makanan atau minuman, "Mas coffee late nya satu ya" ucapku yang akhirnya memesan minuman lebih dulu, sebenarnya aku ingin minum dan makan bersama dia.


"Dar, masih disanakan? aku sudah sampai di parkiran, aku kesana ya." Ucapnya ditelepon sambil tergesa-gesa.


"Iya." Ucapku yang singkat, padat dan jelas, entah keberapakali aku harus sabar setiap kali ia datang terlambat.


"Kamu sudah pesan makan dan minumannya? Aku pesankan dulu ya" Ucapnya dengan raut muka penyesalan saat ia harus datang terlambat.


"Tidak perlu, aku sudah pesan minuman, dan tidak lapar juga" Jawabku sambil melempar senyum tipis kepadanya.


Pertemuanku dengan nya berlangsung singkat, dan aku pun tak mau berlama-lama sebab aku sudah ditunggu oleh keluargaku dirumah, ya mengenal Haikal dalam hidupku ini cukup memberikan kesan sekaligus pelajaran, aku yakin suatu saat nanti ia bisa belajar dengan kejadian yang sudah berlalu, dan tumbuh berkembang menjadi pribadi yang lebih dewasa lagi, itu harapan dan doaku untuknya.


"Dar aku minta maaf, aku tahu aku salah, tapi kamu tetap disini kan? Ucapnya dengan nada gelisah.


"Kal, aku sudah iklash dan memaafkan apa yang sudah kamu lakukan ke aku, tapi tentang keputusan ini, ada pada keluargaku." Jawabku dengan sambil melepaskan gengaman tangannya.


Sampai makanan dan minuman kami tiba dimeja, dan sampai hangatnya matahari sore hari berubah menjadi angin yang sejuk, sampai saat itupun kami tidak menemukan solusi dan keputusanku tetap tidak berubah.


"Kal, dari awal sampai sekarangpun, aku masih berharap kamu bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi, mungkin dengan keputusan ini bisa menjadi solusi terbaik untuk kamu dan aku, dan kamu bisa menarik diri, merenungkan segala yang terjadi, dan sampai kamu sadar bahwa segala apa yang ada pada diri kamu itu bermakna dan berharga" Ucapku yang memotong omongannya yang terus memohon untuk merubah keputusanku.


Pukul setengah lima sore, akhirnya ia mengantarku pulang dengan motornya, tak seperti biasanya ia membawaku untuk melewati tempat-tempat yang pernah kita lalui dan kunjungi dulu sebelum sampai dirumahku, aku faham maksudnya, ia ingin bernolstalgia dengan kenangan yang manis saat kita masih bersama, tetapi. Bagiku sudah berbeda, semua terasa hambar, aku pun tak bisa merasakan sedih dan bahagia.

Lihat selengkapnya