Kenangan Seribu Tahun

Xiao Aily
Chapter #54

#54 Desa lama 2

"Rin, kita ga akan nolong desa ini?" Tanya Ratih dengan cepat mengimbangi langkah Rinaya berjalan menyusuri desa.

"Mn. Mending kita kabur dari sini. Desa ini udah gada harapan."

"Tapi gimna kalo takdir berubah."

"Kayanya gamungkin. Paling kita cuma bisa cari informasi aja. Klo ngerubah takdir ato masa depan. Kayanya ga mungkin."

Sayup sayup terdengar suara yang tidak asing raungan kecil yang penuh dengan kesedihan seakan meminta pertolongan dari siapapun yang mendengarnya. Mereka terhenti dan memutar pandangan, mencari sumber suara yang menyayat hati itu.

"Suara apa ya itu?"

"Rin. Ini kaya suara anjing deh. Cari yuk. Mungkin dia butuh bantuan." Ujar Ratih dan Rinaya mengangguk mengiyakan.

Perlahan mereka mengikuti suara itu. Semakin lama semakin dekat. Sesuatu bergerak gerak di balik gundukan karung. Di sebuah gang sempit diantara rumah rumah. Seekor anak anjing terluka. Terjerat tali perangkap yang sengaja di letakan disana.

"Yatuhan" ujar Ratih lalu dengan segera menghampiri dan melepaskan jeratannya. Kedua kaki anak anjing itu berdarah. Tidak terlalu parah tapi mungkin sementara waktu dia tidak akan bisa berjalan dengan baik.

Dia seperti anjing liar. Atau sesuatu yang lain. Bulu bulunya yang panjang dan lembut membuat mereka jatuh cinta dengan mahluk itu.

"Anjing jenis apa ya ini? Husky?" Ujar Ratih sambil menggendong anak anjing itu. Dan mengusap usap kepala lembutnya.

"Lebih mirip anak srigala."

"Yah, mungkin anaknya Akela sama Raksha."

"Yee mana ada hewan tokoh dongeng masuk sini."

"Kali aja hehe"

"Terus nanti di dalem hutan bakal ketemu Baloo sama Bagheera gitu. Ato kita ini lagi ada di dunianya resident evil ato the kingdom gtu?"

"hmm menarik juga hehe"

"Ada ada aja. Yuk. Jalan lagi."

"Eh, Boleh dibawa Rin?"

"Iya boleh, bawa aja." Rinaya berbalik meninggalkan tempat itu, Ratih mengikuti.

"Ha? Ga salah denger? Biasanya kamu g mau dket dket. Eeeemmmmmm kmu berubah pasti karena Bayu kan" ujar Ratih meledek.

Rinaya terkekeh mendengar itu "Apaan si. Gak ada hubungannya ah."

"Eh Rin, kayanya tulisanku bener bener harus di lanjutin deh. Kan ini masih ada hubungannya sama cerita kamu itu kan?"

"Cerita apaan? Emang kamu udah ngerti sama yang terjadi di sini?"

"Sedikit ngerti. Yang namanya Wangsa itu. Yang kamu sebut orang buta kan? Yang pake baju putih pake blindfolded?"

"Iya, ko kamu masih inget sampe situ sih."

"Soalnya dia misterius. Aku penasaran aja sama orang itu. Ternyata ada disini. Kalo aku liat ya, kayanya alur cerita kita lagi flashback ya?"

Rinaya berhenti dari langkahnya menatap Ratih yang berbinar seakan sedang menunggu cerita selanjutnya. "Ck. Belum lima menit tadi kamu gemeteran pegang tangan aku takut mati Gara gara itu mahluk. Sekarang malah mikirin tulisan novel kamu."

"Salah. Ini semua cerita kamu Rin, aku kan cuma nulis ulang doang. Tapi aku beneran salut sama kamu. Tadi itu kamu bener bener hebat."

Lihat selengkapnya