Kenangan Yang Terbenam

Temu Sunyi
Chapter #3

Hari Yang Tak Bisa Di Ulang



Hari itu siang menumpahkan panas tanpa belas kasihan.

Matahari menggantung seperti amarah yang belum sempat diredam.

Tapi hatiku ringan—seperti daun kering yang tak takut terbakar.

Aku berlari pulang, menembus debu dan jalan tanah yang tak pernah dijanjikan aspal.

Bukan karena takut, tapi karena rindu.

Rindu pada satu-satunya seseorang yang tak pernah pergi, bahkan saat dunia memaksanya diam.

“Ibuk, aku pulang!”

teriakku, seolah rumah ini masih punya gema.

Suara itu kubawa dengan sisa-sisa napas, agar sampai ke sudut dapur—tempat kenangan biasanya berdiam.

Dan dari belakang rumah, suara itu menjawab.

Lihat selengkapnya