Bertemu denganmu di ruang lingkup yang sama, kamu seorang pengarang fiksi sedangkan aku seorang penulis nonfiksi. Aliran kita berbeda. Sudut pandang kita berbeda. Tetapi, anehnya kita menjadi dua orang yang saling akrab. Bertegur sapa, bercanda, bahkan tertawa bersama.
Tanpa pernah kusadari, aku selalu menantikan tulisan-tulisanmu yang menggetarkan bekunya diriku. Bahkan, aku selalu bertanya kapan tulisanmu dipublikasikan kembali?
Aku suka imajinasimu yang tak pernah terpikirkan olehku. Aku suka kata-katamu yang membuat pembaca terlarut. Aku suka kamu yang terus menulis seakan menakhlukkan dunia yang kejam. Bahkan, gilanya aku berharap kamu menuliskan tentangku. Meskipun aku tahu, itu adalah harapan yang sangat kecil dikabulkan.