Ruangan bernuansa abu-abu itu terlihat rapih. Tidak ada yang menarik selama Raina meneliti sudut ruangan. Katakanlah, Raina lancang kali ini. Ia memasuki kamar seseorang saat pemiliknya tidak ada. Tanpa izin dan hanya mengikuti rasa penasarannya. Raina ingin mencari sesuatu. Tentang Adi. Tentang Rad. Apa tujuannya kali ini? Jika untuk kembali mendapatkan orangtuanya, Rad sudah mendapatkannya sejak kedatangannya beberapa minggu yang lalu. Namun, apa tujuannya dengan Melvin? Dan kenapa wajah Rad terlihat begitu kecewa setelah pengakuannya kemarin. Pengakuan tentang apa yang telah ia lakukan pada Raina dan orang-orang terdekatnya.
"Aku yang mengacaukan hidupmu yang baik-baik saja. Aku yang mendorongmu saat di balkon. Aku yang memusnahkan kelinci kecilmu. Aku yang mencelakai dua sahabat karibmu atau aku yang melepaskan tangan Melvin sampai terjatuh. Itu kan yang kamu pikirkan? Kamu percaya itu, Raina?"
Lagi, kalimat itu terngiang dalam kepala Raina. Seolah ada suatu keanehan atas pernyataannya. Rad dengan mudahnya mengatakan itu, sementara kebanyakan orang akan mengelak. Lalu, kalimat terakhir yang Rad ucapkan seolah hal itu hanya ada dalam pikiran Raina.
Raina gusar karena tidak menemukan bukti apa pun. Bukti yang akan menjadi alasan kuat agar Raina tidak termakan ucapan Rad. Sedikit saja rasa empati yang pernah ia berikan akan sirna. Rad dan Adi berbeda. Rad yang sekarang bukanlah Adi yang dulu. Itu yang Raina tanam baik-baik di dalam pikirannya. Entah keputusan yang ia ambil benar atau tidak. Ataukah akan menjadi penyesalan bagi Raina.
Mata Raina terpaku pada sebuah buku di atas nakas. Ia mengikuti nalurinya untuk membuka buku itu. Raina kembali lancang. Ia buka buku bersampul hitam itu. Tidak ia baca tulisan di dalamnya, meski ia sangat ingin membacanya. Tulisannya terlalu rumit. Huruf bersambung yang tidak dapat Raina bedakan satu huruf dengan huruf yang lain. Seolah Rad memang tidak ingin siapa pun membacanya. Yang Raina tebak, buku itu bukanlah buku harian. Melainkan, sebuah langkah-langkah yang ditulis dalam bentuk daftar. Setelah membolak-balik halaman buku, sampailah Raina pada halaman paling belakang. Matanya membulat melihat foto berukuran 4 R sengaja diselipkan di sana. Tidak ada satu pun foto yang terpajang dalam kamar Rad. Hanya ada foto kecil ini. Foto bersama saat di panti asuhan dulu. Terlihat Rad yang berfoto nyaris tanpa lengkungan senyum. Matanya lurus menghadap ke arah kamera. Raina ingat bagaimana Bu Rasti harus membujuk Rad dulu yang selalu menghindar dari anak-anak lain. Ternyata, Rad masih menyimpannya.
Raina meneliti setiap sudut ruangan, tidak ada yang ia temukan selain selembar foto. Namun, ada satu hal lagi yang menarik perhatian Raina. Rak sepatu di dekat pintu. Raina menunduk agar dapat melihat lebih jelas. Beberapa sepatu berjejer rapih, ada satu yang membuat Raina tertarik. Sepasang sepatu yang berada paling bawah. Sepatu yang sangat Raina hapal. Sepatu navy dengan inisial R bercetak miring di sisinya. Sepatu yang mengingatkan ia saat pertemuannya dengan Rad sebelum tahu jika Rad adalah Adi.
Tidak ingin berlama-lama, Raina memutar kenop pintu.
"Apa yang kamu cari?"
Raina terlonjak kaget, ia buru-buru keluar dari kamar Rad setelah pemiliknya datang. Rad tidak memasuki kamarnya. Ia seperti sengaja menunggu Raina keluar karena hanya berdiri di sisi pintu.
"Itu..." Raina menunduk. Ia memaikan ujung kuku tangannya.
Pandangan Rad terpaku pada selembar foto yang masih berada di tangan Raina. Segera, ia merebutnya.
"Lancang," ketusnya.
Takut-takut Raina melihat ke arah Rad. Ia tidak tahu jika Rad akan kembali hari ini.
"Maaf," ucap Raina nyaris tidak terdengar.
Teringat sesuatu, Raina merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah jam tangan. "Aku menemukan ini di pot bunga balkon kamar. Kupikir, ini milikmu yang terjatuh saat..." Raina tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.
"Saat aku mendorongmu?" Rad berdecih. Ia membuang muka sebentar sebelum menatap jam tangan itu lagi. Rad merebut jam tangan itu dari tangan Raina. Matanya terpaku dan jemarinya menyentuh jam tangan itu pelan. Jam tangan yang didominasi warna hitam itu tampak tidak asing. Lingkarannnya berwarna abu-abu dengan jarum jam berwarna putih. Di sekelilingnya terdapat beberapa bagian berwarna merah. Yang Rad tahu, jam itu memiliki fitur timer, stopwatch, dan penanggalan dengan desain sporty.