Satu tahun yang lalu...
Semua orang sudah berada dilapangan upacara pada jam istirahat kedua. Bukan untuk melaksanakan apel atau semacam seremonial lainnya tapi untuk menyaksikan suatu pertunjukkan sakral yang sangat lazim dilakukan oleh anak-anak SMA. Apalagi kalau bukan pertunjukkan menyatakan cinta pada sang pujaan hati dengan disaksikan oleh alam semesta beserta isinya.
Riuh suara teriakan penonton tak membuat Kendy gentar melancarkan aksinya. Ia bediri di tepi lapangan dengan percaya diri sambil menunggu Boeng dan Aji membawa target ketengah lapangan. Ya, pertunjukan kali ini akan sedikit berbeda kena yang akan mempertaruhkan rasa malu seumpama cintanya ditolak adalah seorang gadis perempuan berusia 17 tahun. Kendy, siswi kelas 12 SMA PENTA yang hampir tidak memiliki rasa takut akan apapun dan juga menjunjung tinggi kebebasan bagi dirinya. Jadi, tak masalah baginya jika harus melakukan ini karna menunggu cintanya datang bukanlah hal yang akan ia lakukan. Ia akan mengejar apapun yang diinginkannya.
“Ken, lo yakin?” untuk ketiga kalinya Fika menanyakan ini pada sahabat itu.
“Iya Ken, mending batalin aja deh. Masak elo sih yang nembak cowok?” Catrine menambahkan.
“Ya emang kenapa? gue yakin dia gaakan nolak. Gundam gue mana?”
Kendy bahkan sudah mempersiapkan sebuah gundam untuk calon kekasihnya itu. Tak tanggung-tanggung, Gundam yang akan diberikan adalah gundam jenis PG/60 R-X Unicorn yang harganya bisa mencapai 3 juta rupiah. Kenapa gundam? karna tidak mungkin seorang pria diberikan seikat bunga, coklat, atau boneka beruang.
Suara teriakan penonton terdengar semakin keras saat Aji dan Boeng membawa target ketengah lapangan. Bukan hal yang mudah untuk membawa Ranu ketengah lapangan karna pada dasarnya laki-laki adalah tipe mahluk pemalu apalagi jika dihadapkan dengan kasus seperti ini.
Agar Ranu tidak kabur, Aji dan Boeng menahannya sembari menunggu Kendy berjalan ketengah lapangan. Satu sekolah benar-benar dibuat heboh karna kejadian langka dan luar biasa ini. Bagimana tidak, sekalipun ini adalah zaman emansipasi wanita dimana kedudukan perempuan adalah sejajar dengan laki-laki, tapi tidak semua perempuan akan berpikiran untuk menyatakan cintanya di depan umum pada seorang laki-laki. Jarang sekali, bahkan mungkin, hanya Kendy yang melakukannya.
“Apa-apaan nih, lepasih gue!” Ranu terus berusaha kabur dari Aji dan Boeng sementara Kendy semakin mendekat.
“Apapun yang terjadi, gimanapun perasaan lo sekarang. Jangan sampai lo nolak sahabat gue. Jangan bikin dia malu atau abis lo sama kita-kita.” Bisik Aji di telinga Ranu.
“Terima, atau mati.” Kata Boeng, kemudian mereka pergi ke tepi lapangan karna Kendy sudah sampai tepat di depan Ranu.
Sebelum menyatakan cintanya, Kendy mengacungkan tangan meminta agar suara riuh itu dapat diredam sejenak karna ia akan bicara pada Ranu. Sementara Fika, Catrine, Aji, dan Boeng tampak sedang harap cemas tentang apa yang akan terjadi pada ketua geng mereka itu.
“Kendy, lo apa-apan-“ ucap Ranu yang kemudian disela oleh Kendy.
“Sstt.. tenang aja. Gue cuma mau nembak elo kok.”
“Gila lo ya, jangan aneh-aneh,”
“Udah ya Ranu, lo jangan banyak bicara. Jawab pertanyaan gue sekarang, lo mau nggak jadi cowo gue?”ucap Kendy sambil menatap mata Ranu.
Seolah tak dapat dibendung lagi. Suara teriakan kembali terdengar setelah kalimat yang dilontarkan oleh Kendy. Sorak sorai penonton yang meminta Ranu untuk menerima Kendy semakin menggema karna secara serempak mereka meneriakkan kata “TERIMAA!”
“Sekarang, lo ambil gundam ini kalau lo nolak gue. Atau cium kening gue sekarang kalau lo terima gue jadi pacar lo.” Kendy memberikan opsi.
“Kendy, gue gabisa.” Ranu benar-benar gugup karna Kendy tak memberikannya pilihan.
“Apanya yang gabisa? kita sama-sama jomblo kok. Gaada yang gabisa. Cepet pilih kalau lo gamau lama-lama disini.”
Sekiar 30 detik Ranu berpikir untuk menerima atau menolak Kendy. Disatu sisi, dia tidak pernah memiliki perasaan apapun pada gadis bar-bar ini. Disisi lain, Ranu tidak mungkin menolak Kendy karna itu akan mempermalukannya di depan banyak orang. Ini adalah pilihan paling rumit sepanjang hidup Ranu. Ini lebih rumit daripada hanya sekedar memilih mie kuah atau mie goreng.
“TERIMA! TERIMA! TERIMA!”
Akhirnya, atas desakan penonton dan hasil pertimbangannya, Ranu memilih untuk menerima Kendy. Dia mencium kening gadis itu hanya untuk setengah detik. Hanya sebagai simbol bahwa ia telah menerima Kendy sebagai kekasihnya meskipun atas dasar pemaksaan.
“Lo beneran terima gue?” Kendy coba memastikan.
“Ya gue gapunya pilihan atau lo bakal malu.”
“Aaaa, so sweet! berarti sekarang kita pacaran, ya. Nih hadiah pertama buat lo.” Kendy memberikan gundam itu untuk Ranu. Bukan lagi sebagai simbol penolakan, tapi sebagai hadiah.
Dua teman kampus Kendy, Lala dan Yumi benar-benar tercengang setelah mendengar cerita tentang kisah Kendy dengan Ranu. Meski begitu, mereka tidak heran dengan apa yang terjadi dimasa lalu karna sepertinya, Kendy yang mereka lihat sekarang adalah Kendy yang dulu menyatakan cintanya kepada seorang pria di tengan lapangan upacara sekolah.
“Terus Ranu dimana sekarang?” tanya Lala.
“Gatau gue belum bales chatnya hari ini.”
“Masih sama Ranu dong berarti?” tanya Yumi.
“Ya masih lah. Gue kan setia anaknya.”