Semua siswa berhamburan keluar dari kelas masing-masing. Kennie yang sedang membereskan buku pelajarannya lalu di masukkan kedalam tas punggung. Setelah itu ia beranjak dari bangkunya sambil membawa satu buku novel yang selalu ia baca dan berjalan keluar dari kelas. Ia berjalan sepanjang koridor sekolah dengan wajah datarnya.
Kennie berjalan menuju sebuah taman sekolahnya, sebuah gazebo yang sering ia tempati hanya untuk membaca novel yang dibawanya setiap hari.
Kennie yang dikenal pendiam pada semua orang. Dengan membuka lembaran demi lembaran. Kennie begitu menikmati saat sedang membaca buku novelnya.
Byurrrrr
Kennie terlonjak kaget saat melihat buku dan dirinya basah. Ia mendongakkan kepalanya melihat seseorang yang telah menyiramnya dengan segelas jus.
“Gue minta maaf” ucap lelaki itu tidak sengaja menyiramnya, Kennie menatap lelaki itu tajam. “Gue nggak butuh” Ketus Kennie menatap tajam lalu pergi meninggalkan lelaki berdiri dengan tatapan aneh.
“Dasar cewek aneh, siapa sih dia?” Tanya Ben pada temannya
“Yaelah Ben, Masa lo tidak tahu Kennie. Si anak Kutub itu” jawab Randy sahabat Ben. Yah, Ben yang notabene cowok paling populer seantero jagak raya. Tidak mengetahui keberadaan Kennie.
“Masa sihh? Kok gue tidak pernah lihat tuh cewek” Ben menggaruk tengkuk kepalanya, menatap dari arah kejauhan Kennie berjalan hingga hilang dari jangkuannya.
Kennie yang dikenal pendiam, dan tidak memiliki satu pun teman di sekolahnya.
Setelah mengganti semua pakaian sekolahnya, dengan pakaian baru di belinya di koperasi. Kennie yang berjalan sambil mengusap bukunya yang basah. “Gara-gara cowok itu, buku gue jadi basah” keluh Kennie dalam hati. Sepanjang koridor semua siswa menatapnya aneh. Tetapi Kennie tetap acuh dan tidak memperdulikan disekitarnya.
Hari ini adalah hari yang menyebalkan, ucap Kennie menuruti dirinya sendiri. Menatap jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
“Oke, bentar lagi pulang” ucap Kennie yang masih melirik jam di pergelangannya.
###
Bell sekolah berdering keras, hingga semua siswa berlarian keluar dari kelas masing-masing. Kennie tengah membereskan bukunya dan beranjak dari bangkunya, lalu ia keluar dari ruang kelas. Kennie berjalan menuju parkiran sekolah.
Memakai helm pengaman lalu menstarter skuter motor dan menancap gas, dengan kecepatan sedang ia menyusuri jalan raya yang di penuhi kendaraan. Lima belas menit kemudian Kennie sampai di sebuah Restorant yang terkenal di ibukota. Ia memarkirkan motornya.
Setelah itu Kennie memasuki, menuju sebuah loker mengambil pakaian dan menggantinya. Kini Kennie mengenakan pakaian Pramusaji.
Kennie bekerja di Restorant,
Kennie bekerja setelah pulang dari sekolah,
Dengan langkah cepat Kennie mengambil buku catatan kecil serta dua buah buku menu.
“Kennie, kamu melayani pelanggan di meja no. 027” perintah atasannya, yang dibalas oleh Kennie dengan anggukan cepat. “Iya, Pak” Perintah Pak Darto selaku pemilik Restorant sekaligus atasannya tempat Kennie bekerja.
Kennie berjalan menuju meja yang di perintahkan oleh atasannya, sesampainya Kennie menyapa lalu memberikan buku menu pada pelanggan. Lelaki itu mendongakkan kepala dan alangkah terkejutnya saat melihat Kennie yang memakai pakaian pramusaji. Begitu juga dengan sebaliknya Kennie yang begitu terkejut saat melihat sosok lelaki yang menyiramnya tadi.