Aku yakin, bertemu denganmu bukankah suatu 'kebetulan' semata.
Aku yakin, ada rahasia semesta yang tersembunyi dan alasan kuat di balik aku dan kamu pada akhirnya harus bertemu.
Meski hingga saat ini, pertemuan denganmu melahirkan tanda tanya yang menjadi salah satu keping.
Keping, yang entah sampai kapan akan bersatu utuh membentuk rangkaian jawaban.
****
"Ci, ih ya ampun," kata Tami terengah-engah menghampiriku yang baru saja sampai memasuki aula.
"Kenapa Tam?"
"Acara kita, tadi bener-bener dikritik habis-habisan. Padahal ya, semua peserta keliatannya asik-asik aja tuh menikmati acaranya. Ngga ada satu pun peserta yang komplain," curhat Tami dengan muka kesalnya.
"Tunggu-tungu, tadi kamu bilang nggak ada satu pun peserta yang komplain. Lha terus itu siapa yang komplain? Panitia?" Tanyaku bingung. Ya gimana nggak bingung ya dengan penjelasan Tami. Katanya tadi nggak ada peserta yang komplain, terus siapa yang mengkritik habis-habisan? Nggak mungkin juga kan panitia?
"Jadi tadi tiba-tiba aja dateng orang pusat. Eh dateng-dateng dia langsung bilang kalau acara kita kurang persiapan," jelas Tami.
Kurang persiapan? Maksudnya gimana?