Banyak rumor di kampusku, rumor yang mengatakan akan terjadi demonstrasi mahasiswa besar-besaran dari berbagai macam kampus di seluruh Indonesia. Hampir semua televisi santer yang menayangkan mahasiswa-mahasiswa akan melakukan protes kepada pemerintah.
“Kelihatannya suasana semakin memburuk,”celutuk bapak setelah melihat penayangan berita di televisi .Aku tersentak begitu mendengar celetukannya bapak, sebab beberapa hari yang lalu saat aku datang ke kampusku, banyak mahasiswa-mahasiswa yang ingin langsung mendatangi gedung perwakilan rakyat untuk melakukan protes kepada pemerintah, dan jujur ada rasa takut akan terjadi sesuatu dengan mereka.
Tak hanya aktivis mahasiswa yang akan ikut berdemo, bahkan hampir seluruh mahasiswa di kampusku berencana mendatangi gedung perwakilan rakyat. Teman-teman akrabku di kampus juga pernah mengajakku ikut berdemo. Namun aku hanya terdiam, aku harus jujur mengatakan padanya kalau rasa ketakutan telah merasuki ke dalam jiwaku, dikarenakan asal-usulku dan wajahku yang oriental, yang membuat aku cukup berbeda.
“Meilan, kamu enggak boleh ikut demo mahasiswa.” Emak melarangku untuk ikut demo mahasiswa bahkan aku tidak diperbolehkan pergi ke luar rumah.
“Jakarta lagi enggak aman, takut terjadi apa-apa,”lanjut emak lagi.
“Enggak ada apa-apa, mak,”kataku berusaha menghibur emak dengan jantung berdebar-debar, memikirkan bisa terjadi kerusuhan, jika mahasiswa-mahasiswa berkumpul semua untuk berdemo dengan mendatangi gedung perwakilan rakyat. Namun, aku tidak berani mengatakannya pada emak. Aku juga tak dapat berbuat apa-apa, selain berdoa semoga tidak terjadi kerusuhan yang bisa merambat ke mana-mana. Kalau sudah terjadi kerusuhan, pasti banyak provokator yang menunggangi demo yang membuat rusak nama mahasiswa dan tidak ada yang bertanggung jawab.