Suatu langkah mengejutkan yang pertama kali telah diambil oleh Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya pada waktu itu adalah Bapak Abdul Latief, beliau mengundurkan diri dari jabatan menteri tersebut. Ketika aku bersama dengan tim relawan mendengarkan berita itu yang ditayangkan di TV, kami tak menyangka beliau yang lebih dulu mengundurkan diri sebagai salah satu Menteri.
“Enggak nyangka Pak Abdul Latief yang duluan mundur dari jabatannya dengan alasan keluarga, terutama desakan dari anak-anaknya. Beliau memang orang yang tidak memiliki ambisi kekuasaan, karena beliau adalah pengusaha,”komentar Kak Emir.
“Berbeda dengan orang yang ambisi terhadap kekuasaan. Kegagalan untuk berkuasa kembali akan menjadikan orang tersebut semakin membahayakan. Kita tinggal menunggu apa yang akan terjadi, seperti menunggu waktu bom yang akan meledak,”timpal Kak Ersa seraya menahan rasa kesal.
Aku diam saja sambil mendengarkan baik-baik apa yang mereka obrolkan. Sungguh mendengarkan obrolan mereka seperti mendengarkan sebuah presentasi tentang politik tingkat dewa, maklum mereka adalah mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menempuh kuliah S2, bahkan sebentar lagi merampungkan thesis S2 dan lulus yang membuatku ingin seperti mereka.