"Kenapa Tha? Kok senyum-senyum sendiri, ciyee ke inget yang tadi ya," goda Bi Mur pada si Titha.
"Ah gak lah Bik, ada-ada saja Bibi ah," Titha pergi membawa gelas bekas teh yang di minum oleh Kahfi ke dapur.
"Ada yang lagi jatuh cinta nih yee," Ucap Bi Mur dari ruang tamu menggoda si Titha.
"Iih ... Bibi!" Saut Titha dari dapur.
*Keesokan harinya.
Titha tengah menunggu Bi Mur pulang dari masjid, setelah shalat subuh. Ia terus melihat tiap detik jam yang berdetak, karena pada hari ini adalah hari dimana Titha masuk untuk mengajar di SDN no 34 desa Betung kuning. Tak lama menunggu, jam sudah menunjukkan jam 06:00 wib, Titha masih terduduk di kursi di ruang tamu menunggu kepulangan Bi Mur yang dari subuh belum pulang-pulang.
"Assalamualaikum," Suara Bi Mur yang baru saja pulang.
Mendengar suara bibinya, Titha langsung mengambil tasnya dan menghampiri Bi mur.
"Bik ... kok lama sekali pulangnya, Titha udah nunggu bibi dari tadi," gumam Titha pada Bi Mur.
"Tadi pas selesai Bibi shalat subuh di masjid, banyak ibuk-ibuk dan nenek-nenek ngajak Bibi jalan santai, ya Bibi mau gak mau ikutlah, ada apa ya Neng?" Ujar Bi Mur dan kembali bertanya pada Titha.
"Neng? Jangan panggil neng deh Bik ... bibikan gak lagi kerja di rumah aku, sekarang Bibi panggil aku Titha aja yah," saut Titha.
"Terserah kamu deh, tapi ngomong-ngomong Neng- " belum apa-apa Titha memotong ujar Bi Mur.
"Iih ... Bibi mah, Titha bukan Neng, inget ya Bik Titha jangan panggil Neng lagi yah." Gumam Titha pada bi Mur.
"Iya deh iya, Titha mau kemana udah rapi begini?" Tanya Bi Mur yang penasaran melihat penampilan Titha serba hitam putih.
"Nanti Titha jelasin sama Bibi pas udah pulang ya, assalamualaikum Titha pergi dulu Bik." Titha mengambil tangan bibinya dan menyalaminya, lalu pergi.
"Eh eh kamu udah sarapan?" Tanya Bi Mur dari pintu rumahnya.
"Udah Bik." Jawab Titha dari luar pagar Bi Mur.
Titha pun pergi menuju SDN no 34 desa Betung kuning yang berada di sebelah desanya Bi Mur. Dalam perjalanannya, Titha sangat menikmati pemandangan di sekitarnya, bisa melihat hamparan sawah yang luas dan berjalan di bawah pohon beringin besar dan juga rindang, sepintas suasana itu mengingatkan Titha pada mimpinya waktu berada di Lampung. Saking takjubnya Titha dengan panorama yang dinikmatinya, ia lupa dengan tujuannya, ia tersadar ketika melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 06:30 wib, yang berarti ia sudah terlambat.
"Astaga! Aku udah telat, gimana ini, kayaknya gak ada angkot di desa seperti ini, haduhh." Riuh Titha yang sedang kebingungan.
"Kring kring." Suara lonceng sepeda menyinggahinya, Titha lantas beralih pandang ke sumber suara itu.
"Mas Kahfi!" Ucap Titha yang baru melihat Kahfi dengan sepeda ontelnya yang sangat klasik.
"Assalamualaikum." Salam Kahfi menyapa Titha.
"Walaikumussalam, Mas Kahfi mau kemana?" Tanya Titha yang rada-rada malu.