Kersen Merah Jambu

Fasihi Ad Zemrat
Chapter #30

PENANTIAN

Hari sudah sore. Cahaya matahari pun sudah tiada. Seharusnya ketika bongkah terakhir dari cahaya senja itu mengenai pucuk bangunan, semua siswa sudah pulang. Kendati demikian, Alya baru saja keluar dari bangunan bagian depan. Gadis itu membawa banyak buku di dalam dekapannya. Dia yang baru saja menuju ke parkiran sepeda, justru terhenti di depan pohon kersen.

Sudah tiga hari, Alya tidak menyambangi satu-satunya pohon buah di sekolahnya itu. Padahal sekarang kelasnya di lab kimia, tapi dia justru semakin tak punya waktu untuk sekadar bersantai di bawah pohon kersen seperti dulu. Dia rindu kepada rasa legit dari sebutir kersen. Alya pun menuju ke sana. Diletakkannya buku-buku yang dia bawa ke keranjang lantas menaruh tasnya di bawah pohon. Gadis itu pun melompat-lompat, mencoba meraih tangkai kersen yang paling rendah. 

Entah sudah berapa kali Alya melompat, dia tak kunjung dapat menjangkaunya. Tubuh mungilnya terlalu pendek untuk dapat sekadar meraih tangkai yang melambai-lambai itu. Gadis dengan baju putih abu-abu khas madrasah itu pun terhenti. Kedua tangannya menyentuh lutut, menyangga tubuhnya yang lelah.

“Coba saja ada Adrian,” keluhnya.

“Nunggu siapa, Al?” tanya seseorang dari kejauhan.

Alya menggeleng. Dia pun mengambil tasnya. Seseorang yang bertanya tadi, menghampirinya. Sebelum sampai di parkiran, dia sempat melihat Alya melompat-lompat, seperti hendak mengambil sesuatu. Dan ketika melihat tidak ada apa-apa di pohon itu, seseorang itu pun paham.

“Mau kersen?” tanyanya kemudian.

Alya sedikit tersenyum. Tadinya dia pikir yang memanggilnya adalah Adrian. Kalau saja Adrian yang tanya, dia pasti akan langsung memetik kersen, bukan justru bertanya. Namun Alya sudah tahu kalau harapannya itu akan pudar. Dia sudah tahu kalau Adrian sekarang sibuk. Padahal ada sesuatu yang mau Alya ungkap ke Adrian.

“Nggak usah, Mas. Makasih!” kata Alya lalu berlalu.

Alya pun melangkah menjauhi kersen. Sedikit harapan kalau kakak tingkat yang baru saja dikenalnya itu akan memetikkan beberapa kersen untuknya. Dan harapan itu pun pupus kala Alya menengok ke belakang. Zaki ikut menuju ke parkiran.

Lihat selengkapnya