Suasana di Indonesia semakin tegang dan mencekam. Rakyat merasa tidak puas dengan pemerintahan yang korup dan otoriter. Dharma dan teman-temannya, Rama, Maya, dan Ani, semakin terlibat dalam aksi-aksi protes untuk menuntut perubahan.
Suatu hari, Dharma membaca berita tentang penindasan terhadap sekelompok petani di daerah Sumatera. Ia merasa marah dan tidak bisa tinggal diam. Dharma segera menghubungi teman-temannya untuk membahas tindakan yang harus diambil.
Dharma: Rakyat Indonesia membutuhkan suara kita. Bagaimana kita bisa tetap diam saat ada penindasan dan pembunuhan yang terjadi di berbagai daerah?
Rama: Benar, Dharma. Kita harus memperjuangkan hak-hak mereka yang tertindas. Tapi bagaimana kita bisa membuat perubahan?
Maya: Saya setuju. Tapi melihat keadaan sekarang, apakah kita bisa melakukan sesuatu yang signifikan?
Ani: Kita harus mencari cara agar suara kita terdengar lebih luas. Apa pendapatmu jika kita membuat aksi protes yang lebih besar?
Dharma: Itu ide yang bagus, Ani. Kita harus membuat aksi yang menarik perhatian publik dan media. Kita akan mengundang jurnalis untuk meliput aksi protes kita.
Mereka berdiskusi lebih lanjut dan merencanakan aksi protes yang lebih besar di ibu kota. Dharma mengatur pertemuan dengan sekelompok aktivis lainnya yang memiliki tujuan yang sama.
Dharma: Saya senang melihat semangat kita semua untuk berjuang demi perubahan. Kita harus bersatu dan melawan ketidakadilan.