Di tengah kekacauan yang melanda Indonesia, Dharma berada di tengah-tengah aksi-aksi kerusuhan di pusat-pusat perdagangan di Jakarta. Ia menyaksikan dengan sedih bagaimana aksi perusakan dan penjarahan merusak kehidupan banyak orang. Dharma merasa frustrasi karena kerusuhan semakin memburuk dan mengakibatkan penderitaan yang tak terbayangkan bagi rakyat.
Dharma: (berbicara pada diri sendiri) Ini bukan cara untuk menyuarakan ketidakpuasan. Aksi kekerasan hanya memperburuk situasi.
Dharma berusaha untuk menyampaikan pesan perdamaian dan mencoba membantu para korban yang terkena dampak kerusuhan. Namun, tindakan brutal oleh aparat keamanan semakin memicu kemarahan dan meningkatkan ketegangan di antara masyarakat.
Saat Dharma kembali ke kampusnya, ia bertemu dengan Rama dan Maya, yang juga telah menyaksikan situasi yang mengerikan di jalanan.
Rama: (frustrasi) Semakin lama, semakin buruk keadaannya. Aksi-aksi kekerasan ini tidak membawa kita ke mana-mana.
Maya: (prihatin) Saya tidak bisa percaya bahwa situasi bisa menjadi begini buruk. Masyarakat sedang menderita dan ketidakpuasan semakin meningkat.
Dharma: (dengan tegas) Kita harus melakukan sesuatu, tetapi bukan dengan kekerasan. Kita harus mencari cara untuk menyuarakan ketidakpuasan dengan damai.
Maya: Tapi bagaimana kita bisa melawan ketidakadilan ini jika pemerintah tidak mendengarkan kita?
Dharma: (bertekad) Kita harus mencari cara lain. Mungkin kita bisa mengadakan aksi damai yang lebih besar, dengan melibatkan berbagai kelompok masyarakat.