Kesempatan Hidup (lagi)

Lirin Kartini
Chapter #7

BAB. 7 - KEMBALI LAGI

Archie dan Sofia telah kembali ke toko roti Mamamia. Saat itu siang hari dan toko sedang ramai dengan pengunjung. Antrean di depan kasir cukup panjang. Mereka keluar dari lift di sudut toko dan melewati pengunjung begitu saja. Sepertinya mereka tidak tahu ada penyelinap di sini.

“Jadi benar, mereka tidak bisa melihat kita?” tanya Sofia sambil mengamati semua pengunjung. Hidungnya mencium harum roti yang baru saja keluar dari oven.

Archie mengangguk. “Mereka juga tidak bisa menyentuh kita. Kamu hanya terlihat oleh manusia yang akan kamu kunjungi.”

“Tapi, aku masih bisa mencium bau enak ini. Apa aku juga bisa makan dan minum?” Sofia penasaran.

“Iya, bisa.” Jawaban itu membuat Sofia senang bukan kepalang.

“Apa ada sesuatu yang ingin kamu makan?”

Sofia tampak berpikir. “Ada sih. Tapi tidak terlalu penting juga. Lupakan saja!” Ia lalu tersenyum.

Archie balas tersenyum. Ia berjalan mendampingi Sofia. “Kita langsung ke tujuan pertama?” tanyanya.

Sofia berhenti melangkah lalu menatap Archie. “Sebelum itu, apakah aku boleh ke tempat lainnya? Aku ingin melihat-lihat.”

Archie diam.

“Ah, aku tidak akan melakukan apapun. Aku hanya ingin melihat-lihat saja bagaimana keadaan teman-teman setelah aku tidak ada.”

Melihat Archie diam, Sofia jadi takut. “Tidak boleh ya? Melanggar peraturan?”

Archie mengambil ponselnya dan menulis sesuatu di sana. Setelah itu ia menatap Sofia. “Baik. Dengan syarat, kamu tidak boleh berbicara atau menyentuh apapun. Hanya melihat saja.”

Senyum di bibir Sofia merekah. “Terima kasih, Archie! Aku akan menepati janjiku!”

Archie mengantar Sofia ke sekolah yang saat itu baru saja selesai. Murid-murid berjalan santai keluar dari gedung sekolah menuju halaman. Tawa dan canda ceria mengiringi setiap langkah mereka.

Sofia memperhatikan segerombolan siswa yang melewatinya di pintu gerbang. Ia lalu menoleh ke sana ke mari seperti mencari seseorang.

“Apa yang kamu cari?” Archie bertanya. “Mau masuk sekalian?”

“Eh, bolehkah?” Sofia terkejut, tapi dengan senang hati menerima tawaran itu.

Sofia berjalan mendahului Archie menuju kelasnya. Kelas yang menurutnya paling kompak dan solid. Kemudian langahnya terhenti ketika mendengar suara-suara di dalam kelas yang ia tuju.

Suara tawa dan obrolan riang tertangkap oleh telinga Sofia. Dari jendela kelas, ia melihat teman-temannya saling bercanda dan mengobrol setelah pelajaran terakhir. Seperti yang biasa ia lakukan dulu.

Sejenak Sofia merasa sedih. “Mereka … baik-baik saja tanpaku….”

Archie memandang Sofia dan ruang kelas bergantian. “Memangnya apa yang kamu harapkan dari mereka?”

“Aku … kukira mereka akan merasa kehilangan aku….” Sofia kembali menatap mereka dengan perasaan sedih dan kecewa.

Di dalam kelas masih ada beberapa siswa yang belum pulang. Di antaranya ada Anna, sahabat Sofia yang mash duduk di bangkunya dikelilingi dua orang lainnya.

“Tidak kusangka rencanamu berhasil, Na!” ucap Hera yang duduk di atas meja Anna.

Anna tersenyum simpul. Ia sedang merapikan riasannya di depan cermin kecil di tangannya. “Kalian tidak melihat wajahnya waktu itu. Lucu sekali!”

Lihat selengkapnya